kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

UU Migas dianaktirikan, Faisal Basri: Oligarkinya sedikit


Minggu, 30 Agustus 2020 / 11:34 WIB
UU Migas dianaktirikan, Faisal Basri: Oligarkinya sedikit
ILUSTRASI. Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri adalah ekonom dan politikus asal Indonesia. Foto/KONTAN/Djumyati Partawidjaja


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

Menurutnya, tidak banyak pengusaha migas nasional yang masih tersisa, sementara masih banyak pengusaha EBT yang tersisa dan punya kepentingan."Di EBT ada Sinarmas. mereka ingin dapat subsidi dengan UU itu," kata Faisal.

Ia menjelaskan, pengembangan EBT yang terjadi selama ini membuat para pelaku EBT berpikiran kalau subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebaiknya dialihkan untuk EBT.

Baca Juga: Kementerian ESDM terus memacu kinerja sektor energi selama masa pandemi Covid-19

Apalagi subsidi BBM dinilai menguntungkan negara Timur Tengah.

"Kalau melihat itu, alasan mereka masa kita gak memberi subsidi warga kita sendiri, tapi itu (UU EBT) yang disubsidi bukan rakyat melainkan oligarki," pungkas Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×