kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,46   -25,27   -2.62%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vendor lokal dan internasional bidik produk ponsel di bawah Rp 1 juta


Senin, 07 Januari 2019 / 18:44 WIB
Vendor lokal dan internasional bidik produk ponsel di bawah Rp 1 juta


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Kominfo akan mendorong kerja sama dengan Kementerian Perindustrian agar masyarakat bisa punya smartphone dengan fitur bagus dengan harga terjangkau di bawah Rp 1 juta oleh brand lokal. Hal tersebut dinilai berpeluang menggairahkan segmen low-end dari vendor smartphone lokal.

Menurut Ali Soebroto, Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (Aipti) sebagian besar merek lokal kecenderungannya memang bermain di segmen low-end. "Perkembangan dari varian produknya juga cukup cepat," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (7/1).

Selama ini, kata Ali, vendor lokal seperti Advan dan Evercoss telah lama menyasar kue ini. Tak hanya vendor lokal, brand global juga ditengarai tengah melirik potensi dari segmen market smartphone ini.

Mengutip data terakhir dari riset International Data Corporation (IDC), pengapalan smartphone di Indonesia pada kuartal III-2018 mencapai 8,6 juta unit. Samsung masih menjadi market leader di industri smartphone dalam negeri dengan pangsa pasar 28%.

Posisi brand Korea Selatan itu dibuntuti oleh Xiaomi yang berhasil merangsek ke posisi dua dengan market share 24%. Advan menjadi satu-satunya vendor dalam negeri yang ada di daftar lima besar dengan pangsa pasar 5%.

Namun, capaian Advan tersebut sebetulnya kurang menggembirakan. Pasalnya di periode yang sama tahun sebelumnya, Advan berada di posisi tiga besar dengan pangsa pasar 8,3%. Tak hanya Advan, pangsa pasar Evercoss juga ikut tergerus.

Arda Irwan, General Manager Evercoss mengatakan kompetisi kian ketat, selain ramainya produk luar negeri pasar smartphone Indonesia masih dijajal oleh barang-barang black market. Hal ini dinilai tidak menguntungkan bagi pabrikan lokal yang jelas-jelas memproduksi dan merakit dengan fasilitas sendiri.

Mengenai potensi low-end, ia memperkirakan masih ada peluang dari banyaknya pengguna ponsel yang belum bermigrasi ke smartphone 4G. "Potensinya bisa 20-30 jutaan pengguna," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (7/1).

Hal tersebut didukung pula oleh masifnya pembangunan infrastruktur di daerah. Menurut Arda, permintaan di wilayah Timur seperti Papua usai pembangunan sarana jalan raya dilihat mengalami kenaikan permintaan akan ponsel dan smartphone.

Kedepannya Evercoss masih terus memperlebar portofolio produknya, meski mayoritas produknya berada di segmen mid-low dengan kisaran harga dibawah Rp 1,5 juta, perseroan bakal memaksimalkan semua segmen miliknya. Sampai saat ini pabrik Evercoss memiliki 18 lini produksi, masing-masing lini produksi mempunyai kapasitas terpasang 4.500-6.500 unit per harinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×