Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Wabah corona masih menyerang China, industri cari celah untuk substitusi barang impor
“Sebetulnya kita mampu mensubstitusi sekitar 60%, tapi dengan kejadian ini minimal 30% bisa kita substitusi,” jelas Redma, Senin (10/2).
Di sisi lain, wabah virus corona juga berpotensi mengerek permintaan produk-produk pakaian jadi dalam negeri.
Dihubungi terpisah, Corporate Communication PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Joy Citradewi mengatakan bahwa beberapa pembeli produk pakaian (buyers) dari luar negeri mulai gencar mencari pemasok pakaian jadi alternatif menyusul mewabahnya virus corona.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terhambatnya pasokan pakaian jadi dari mitra pemasok eksisting akibat rantai pasokan bahan baku yang terganggu.
“Mereka mulai mencari alternative factories yang bisa produksi, mereka khawatir kasus corona di China berkepanjangan,” kata Joy Citradewi kepada Kontan.co.id.
Seiring dengan hal ini, penjualan bisa ikut terkerek. Meski begitu, kenaikannya diduga tidak akan terlalu signifikan mengingat tingkat keterpakaian kapasitas produksi perseroan yang sudah mendekati maksimal. “Untuk garmen utilisasinya sudah 98%,” ujar Joy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News