kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona ikut jangkiti pasar rokok elektrik


Kamis, 02 April 2020 / 20:40 WIB
Virus corona ikut jangkiti pasar rokok elektrik
ILUSTRASI. Industri Rokok Elektrik: Pramuniaga menjelaskan produk rokok elektri JUUL di gerai Pacific Place, Sabtu (20/7). Hingga saat ini, industri rokok elektrik telah memiliki 300 produsen likuid, lebih dari 100 produsen alat dan aksesoris, lebih dari 150 distrib


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga bulan pertama tampaknya menjadi periode yang berat bagi pelaku industri rokok elektrik. Berdasarkan perkiraan Asosiasi Vaporizer Indonesia (APVI), penjualan rokok elektrik di sepanjang kuartal I tahun ini anjlok hingga lebih dari 50% dibandingkan periode sama tahun lalu seiring mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Ketua APVI Aryo Andrianto berujar penjualan rokok elektrik sebenarnya sempat menunjukan tren yang positif pada dua bulan pertama tahun ini. Menurut hitungan Aryo, penjualan rokok elektrik pada bulan Januari bahkan meningkat sekitar 30% bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ada corona, NCIG Indonesia Mandiri akan terus luncurkan varian rasa baru

Pertumbuhan penjualan di bulan Januari dan Februari didorong oleh distribusi penjualan rokok elektrik yang lebih baik dibanding kuartal I 2019. Maklum saja, penjualan rokok elektrik di dua bulan pertama sudah ditunjang oleh jaringan distribusi ritel modern seperti minimarket, dan sebagainya.

Sementara pada tiga bulan pertama tahun 2019 lalu, distribusi penjualan rokok elektrik belum dilakukan melalui jaringan ritel modern.

“Kita kan mulai ada di convenient store itu baru pertengahan tahun 2019 sebenarnya, jadi sekarang penyebarannya sudah lebih baguslah,” kata Aryo kepada Kontan.co.id, Kamis (2/4).

Namun demikian, tren penjualan rokok elektrik kemudian melesu pada pertengahan bulan Maret 2020 lalu seiring semakin parahnya penyebaran wabah corona di Indonesia. Hal ini terjadi seiring dengan semakin banyaknya jumlah toko-toko rokok elektrik vapestore yang ditutup sementara secara sukarela.

Baca Juga: Alasan Mengapa Vape Bisa Jadi ‘Jembatan’ Sebelum Berhenti Merokok




TERBARU

[X]
×