kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume penjualan Saranacentral Bajatama (BAJA) naik 38% di kuartal I


Senin, 11 Mei 2020 / 15:50 WIB
Volume penjualan Saranacentral Bajatama (BAJA) naik 38% di kuartal I


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan baja PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) masih punya peluang positif di tahun 2020 ini. Dimana sampai dengan kuartal-I tahun ini, volume penjualan baja perseroan meningkat dobel digit.

Menurut Handaja Susanto, Direktur Utama BAJA mengatakan di tiga bulan pertama tahun ini, volume penjualan perseroan mencapai 29.000 ton. "Tumbuh sekitar 38% dibandingkan volume penjualan Januari-Maret 2019 lalu yang sekitar 21.000 ton," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (11/5).

Baca Juga: Direktur utama ENVY mengundurkan diri, ini klarifikasi manajemen

Peningkatan ini, menurut Handaya dapat tercapai karena hubungan yang baik dan support dari seluruh pelanggan perseroan. Manajemen pun optimistis serapan produk baja perseroan akan terus menanjak hingga puncaknya di kuartal-III nanti.

Oleh karenanya perseroan membidik volume penjualan akhir tahun nanti sekitar 130.000 ton. Handaja tak merinci besaran realisasi volume penjualan tahun lalu, namun perseroan diketahui sempat membidik 80.000 ton untuk penjualan di tahun 2019 kemarin.

Mengulik laporan keuangannya, sampai tahun 2019 kemarin pendapatan bersih BAJA tercatat sebesar Rp 1,07 triliun, turun 16,2% dari realisasi pendapatan akhir 2018 senilai Rp 1,28 triliun. Namun beban pokok penjualan BAJA turun 18,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.04 triliun.

Baca Juga: Ciputra Residence raup Rp 55 miliar melalui penjualan online dalam sehari

Beban usaha juga terpantau turun 11,4% yoy menjadi Rp 3,38 miliar. Pun tahun lalu, BAJA turut mendapat keuntungan dari selisih kurs bersih senilai Rp 24,2 miliar dimana pada tahun sebelumnya, BAJA masih menanggung kerugian kurs mata uang asing hingga Rp 40,29 miliar.




TERBARU

[X]
×