kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wabah virus corona berpotensi tekan industri karoseri dalam negeri


Rabu, 18 Maret 2020 / 21:58 WIB
Wabah virus corona berpotensi tekan industri karoseri dalam negeri
ILUSTRASI. Wabah virus corona berpotensi tekan industri karoseri dalam negeri. ANTARA FOTO/Aji Styawan/hp.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman disrupsi bisnis akibat pandemi virus corona (Covid-19) masih membayangi berbagai industri pada berbagai sektor. Hal ini tidak terkecuali pada industri karoseri dalam negeri.

Managing Director Delimajaya Group, Winston Wiyanta memperkirakan terdapat potensi penurunan permintaan pesanan karoseri pada hampir semua jenis kendaraan. Pasalnya, virus corona yang kini berstatus pandemik memiliki imbas negatif hampir di semua sektor. Hal ini pada gilirannya akan berdampak pada turunnya permintaan kendaraan berikut karoserinya pada sektor terdampak.

Baca Juga: Ada wabah corona, Delimajaya Group revisi target penjualan

Pada sektor logistik misalnya, kegiatan ekspor-impor antar negara yang melemah akibat corona bisa membuat permintaan pembuatan body truk pengangkut atau delivery truck menjadi merosot.

Begitu pula pada sektor lain seperti energi, pertambangan dan migas. Harga komoditas yang jatuh seiring mewabahnya corona dinilai bisa berdampak pada turunnya permintaan pesanan alat berat, truk berat alias heavy duty truck (HDT), beserta kendaraan-kendaraan berat lainnya. Hal ini tentunya juga akan berdampak pada permintaan pesanan karoseri pada kendaraan-kendaraan tersebut.

Meski begitu, ia memperkirakan penurunan potensi penurunan pesanan karoseri akan paling terasa pada jenis kendaraan penumpang seperti misalnya bus. Maklum saja, sektor pariwisata yang selama ini menjadi sektor penunjang bagi permintaan karoseri kendaraan penumpang menjadi salah satu sektor yang paling rentan terhadap imbas gangguan corona.

Kendaraan penumpang sendiri memiliki kontribusi sekitar 20% dalam total penjualan karoseri Delimajaya Group. Sementara itu sebanyak 80% sisanya berasal dari pesanan karoseri kendaraan lainnya dengan rincian; kendaraan khusus 30%, kendaraan barang 15%, kendaraan berat 15%, dan lain-lain 20%.

Baca Juga: Penjualan otomotif lesu di awal tahun 2020

Seiring dengan adanya potensi kelesuan pasar, Delimajaya Group memutuskan untuk mengejar target penjualan yang lebih realistis dari semula menargetkan pertumbuhan penjualan tahunan 15% year-on-year (yoy). “Secara garis besar Delimajaya Group antisipasi krisis global akibat virus corona dengan menargetkan sama seperti tahun lalu atau turun 5% dibandingkan tahun lalu,” kata Winston kepada Kontan.co.id (18/3).

Tanda-tanda kelesuan pasar sendiri sejauh ini telah terjadi pada jenis kendaraan penumpang. Brand Marketing Communication Manager Karoseri Laksana, Chandra Dewi berujar operator bus wisata yang selama ini menjadi pelanggan perusahaan sudah mulai merasakan dampak penurunan jumlah wisatawan seiring adanya wabah virus corona.

Melihat kondisi ini, Chandra menilai bahwa apabila waktu satu bulan ke depan, maka dampak gangguan permintaan yang diakibatkan oleh corona akan sangat besar. “Kami harapkan dengan ada langkah yang cepat dan tepat dari pemerintah maka dalam satu bulan ke depan situasi sudah membaik,” kata Chandra kepada Kontan.co.id (18/03).

Meski begitu, Chandra memastikan bahwa sejauh ini sebenarnya permintaan pesanan berjalan sesuai target sehingga perusahaan masih fokus menggenjot produksi guna memenuhi pesanan yang harus dipenuhi pada Lebaran nanti.

Baca Juga: Ada Aturan Zero ODOL, Produsen Semen Bakal Makin Tertekan

Adapun mengacu kepada catatan yang dihimpun oleh Kontan.co.id sebelumnya, perusahaan karoseri yang memiliki kapasitas produksi sebesar 1.500 unit per tahun tersebut membidik pertumbuhan penjualan sekitar 10% dibandingkan dengan tahun lalu.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Karoseri Indonesia (Askrindo), T.Y. Subagyo memperkirakan realisasi produksi karoseri tahun ini akan menyusut dibanding tahun lalu seiring dengan kelesuan pasar di tengah pandemi corona. 

Menurutnya, permintaan karoseri yang menyusut akan diikuti dengan turunnya volume produksi, mengingat bahwa karoseri dibuat berdasarkan pesanan. Efek yang diakibatkan oleh corona ini semakin besar dengan adanya imbauan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. “Dampaknya seberapa besar, saya belum bisa saya sampaikan,” tutur T.Y.Subagyo (18/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×