Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana larangan merokok di tempat hiburan malam di Jakarta tengah mengemuka. Usulan kebijakan ini dinilai akan berdampak besar bagi industri rokok. Tapi, tak semua produk tembakau terkena dampak signifikan.
Sebagai informasi, larangan rokok di kawasan tempat hiburan malam mengemuka pada pembahasan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Jakarta. Usulan tersebut antara lain dilontarkan oleh Anggota Panitia Khusus (Pansus) KTR DPRD DKI Jakarta.
Direktur Utama PT amaTbk (ITIC) Djonny Saksono optimistis bisnis ITIC akan tetap bertahan, sekalipun wacana tersebut terealisasi. Sebab, ITIC memiliki segmen yang cenderung berbeda dengan rata-rata konsumen yang menjadi pengujung klub malam.
Baca Juga: Penjualan Naik, Laba Indonesian Tobacco (ITIC) Justru Turun 21,22% di 2024
"Wacana larangan merokok di tempat hiburan malam akan ada sedikit perubahan terhadap industri bisnis rokok. Namun untuk ITIC kiranya tetap akan berjalan cukup baik," kata Djonny kepada Kontan.co.id, Rabu (14/5).
Adapun, ITIC merupakan pemain utama (market leader) di Indonesia untuk rokok kategori tembakau iris yang menguasai hampir 80% pangsa pasar. Produk ITIC terutama menyasar pasar kelas menengah ke bawah.
"Produk kami juga bisa ke kelas menengah sebagai produk substitusi untuk beberapa penikmat tembakau asli dan yang bersantai menikmati lifestyle," ujar Djonny.
Secara kinerja, penjualan dan laba ITIC mengalami penurunan pada kuartal I-2025. Penjualan ITIC menukik 17,65% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 83,55 miliar menjadi Rp 68,80 miliar.
Baca Juga: Direktur Utama Indonesian Tobacco Borong 4,45 Juta Saham ITIC
Sedangkan laba tahun berjalan ITIC merosot 42,85% (yoy) dari Rp 5,46 miliar menjadi Rp 3,12 miliar dalam tiga bulan pertama 2025. "Memasuki kuartal kedua, Perseroan akan menerapkan sejumlah langkah strategis guna menciptakan pertumbuhan positif di tahun 2025," ungkap Djonny.
ITIC akan tetap menjaga kualitas produk, melakukan pendistribusian tepat waktu, pemerataan area penjualan, memperkuat branding, dan memperluas pasar. ITIC juga melakukan pengelolaan biaya-biaya untuk meningkatkan kualitas performa keuangan.
"Di tengah tantangan yang ada, kami yakin industri tembakau masih mampu bertumbuh. Tetap ada peluang usaha dan pertumbuhan bisnis dengan baik di tahun 2025 untuk ITIC," tandas Djonny.
Selanjutnya: Panasonic Tegaskan Tidak Ada PHK di Indonesia
Menarik Dibaca: Aroma Parfum Terbaik Berdasarkan Zodiak, Aroma Floral Cocok untuk Zodiak Apa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News