kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Ada impor jagung hampir 1 juta ton, begini penjelasan Kementan


Selasa, 17 November 2020 / 18:18 WIB
Ada impor jagung hampir 1 juta ton, begini penjelasan Kementan
ILUSTRASI. Pekerja mengemas jagung yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut, sejak Januari-September 2020, impor jagung sudah mencapai 911.194 ton dengan nilai US$ 233,47 juta. Bila dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, impor jagung sudah mencapai 1,07 juta ton.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan, adanya impor jagung tersebut tidak ditujukan untuk pakan ternak.

"Impor jagung 911.000 ton di Januari-September. Ini bukan pakan ternak, tetapi jagung untuk bahan baku industri, gluten, sweetener, bahan pemanis," ujar Suwandi dalam Rapat Dengar Pendapat, Selasa (17/11).

Menurut Suwandi, jagung yang diimpor tidak ditujukan untuk pangan ternak, karena Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah tidak menerbitkan rekomendasi impor jagung pakan ternak.

Baca Juga: Di tengah pandemi Covid-19, ketahanan pangan Indonesia disorot

Lebih lanjut, Suwandi mengatakan, impor jagung untuk kebutuhan industri ini tidak melalui rekomendasi dari Kementan, karena termasuk dalam kelompok non lartas.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR Sudin mempertanyakan data yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian. Menurutnya, sejak diberhentikannya impor jagung untuk pakan ternak, justru terjadi impor gandum untuk pakan ternak.

Direktur Jenderal PKH Kementan Nasrullah mengaku tidak lagi mengeluarkan rekomendasi impor gandum untuk pakan ternak.

Berdasarkan data Kementan, rekomendasi impor gandum untuk pakan yang dikeluarkan terakhir kali adalah di tahun 2017 sebesar 200.000 ton, dengan realisasi impor 186.000 ton.

Baca Juga: Sektor pertanian yang tumbuh dinilai jadi momentum kemandirian pangan

Kementerian Pertanian pun mengaku tidak memiliki data impor gandum untuk pakan yang terbaru karena impor tersebut tidak di bawah Kementan. "Kami tidak punya [impor gandum untuk ternak] karena rekomendasi tidak melewati kami," ujar Nasrullah.

Menanggapi ini, Sudin mengkritik Kementan. Menurutnya, Kementan seharusnya memiliki data mengenai impor khususnya yang berkaitan dengan pakan ternak.

Baca Juga: Di Sekitar Istilah Food Estate yang Kurang Pas

"Bukan rekomendasi. Anda harus tahu karena itu tugas anda PKH. Sekarang untuk pakan ternak datanya bisa tidak ada," kata Sudin.

Adapun, berdasarkan data yang didapatkan Sudin, impor gandum untuk ternak mengalami peningkatan hingga 2 juta ton sejak impor jagung untuk pakan ternak dihentikan.

Berdasarkan paparan Kementan, hingga September tahun ini, impor gandum sudah mencapai 8 juta ton, dimana rata-rata impor dalam setahun mencapai 11 juta ton.

Selanjutnya: Begini upaya pemerintah menjaga kedaulatan pangan di masa pandemi corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×