kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AIKI perkirakan impor kakao meningkat tahun ini


Minggu, 26 November 2017 / 20:14 WIB
AIKI perkirakan impor kakao meningkat tahun ini


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) memperkirakan impor kakao akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya lantaran produksi kakao yang menurun setiap tahunnya.

Berdasarkan data BPS, hingga Juni 2017, impor biji kakao meningkat 375% dari 18.757 ton pada Juni 2016 menjadi 89.100 ton. Sementara impor produk olahan kakao mencapai 11.042 ton naik 29% menjadi 14.199 ton.

Sementara itu, pada periode yang sama ekspor biji kakao Indonesia menurun 6% dari 12.294 ton menjadi 11.523 ton. Sedangkan ekspor produk olahan kakao meningkat 6% dari 130.356 ton menjadi 138.365 ton.

Meski begitu, ketua Umum AIKI, Pieter Jasman pun mengatakan AIKI masih berharap produksi biji kakao mengalami peningkatan produksi hingga akhir tahun.

"AIKI biasanya menghitung produksi biji kakao pada awal tahun setelah mendapat data ekspor impor dari BPS. Untuk tahun ini diharapkan bisa meningkat produksinya," ujar Pieter kepada KONTAN, Minggu (26/11).

Pieter mengatakan sampai saat ini masing-masing pihak terkait seperti industri kakao serta pemerintah menggunakan metode yang berbeda dalam menghitung data produksi kakao. Pasalnya, industri menghitung produksi kakao dalam negeri dengan mengandalkan data ekspor-impor, sementara pemerintah melihat dari luas areal lahan serta tingkat produktivitas kebun kakao.

Pieter berharap produksi kakao dapat mengalami peningkatan. Karena itu dia berharap pemerintah semakin gencar memperbaiki komoditas kakao di Indonesia.

Pasalnya, menurutnya saat ini tidak ada upaya dari pemerintah untuk meningkatkan produksi kakao. Menurutnya, pemerintah perlu melakukan peremajaan kebun kakao serta menyediakan pendamping atau penyuluhan bagi petani kakao.

"Kami berharap tahun depan pemerintah lebih memperhatikan sektor perkebunan. Dengan begitu, kami berharap kebutuhan industri dapat dipenuhi produksi dalam negeri. Karena kalau kita impor bahan bakunya menjadi tidak efisien," ujar Pieter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×