kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Alasan Jababeka fokus di bisnis lahan industri


Jumat, 09 Januari 2015 / 12:31 WIB
Alasan Jababeka fokus di bisnis lahan industri
ILUSTRASI. Mata uang Dolar Amerika dan Rupiah. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk memiliki kiat mengelola pasokan lahan atau landbank. Perusahaan berkode saham KIJA ini tetap mengawali pembangunan dari lahan industri.

Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan Jababeka menjelaskan, bisnis properti yang dimulai dari lahan industri tetap memiliki keunggulan dibanding properti yang berawal dari kawasan hunian. Sehingga, bisnis ini sejatinya tetap lebih menarik.

Sebab, dengan adanya kawasan industri, maka otomatis akan ada pertumbuhan ekonomi di sana. Hal ini memudahkan perusahaan menarik minat masyarakat untuk bermukim di kawasan tersebut.

"Beda dengan kawasan properti residensial yang hanya memanfaatkan ekonomi yang memang sudah tumbuh sebelum kawasan residensial itu dibangun," jelas Muljadi.

Cikarang menjadi salah satu portofolio utama bisnis KIJA ini. Di kawasan tersebut, perusahaan mengklaim, sudah ada sekitar satu juta warga bermukim. KIJA telah memiliki landbank 1.000 hektare (ha), yang setengahnya ditujukan untuk lahan industri, sementara sisanya lahan kawasan residensial.

Manajemen tetap berniat menambah landbank tahun ini. Namun, Muljadi masih enggan merinci targetnya tetsebut. Yang jelas, KIJA memiliki target 2.700 ha lahan baru untuk beberapa tahun kedepan. Tahap I, lahan baru yang sudah terealisasi sekitar 860 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×