kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.675   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.549   40,08   0,47%
  • KOMPAS100 1.182   8,55   0,73%
  • LQ45 851   5,37   0,64%
  • ISSI 303   2,00   0,67%
  • IDX30 439   2,95   0,68%
  • IDXHIDIV20 506   2,43   0,48%
  • IDX80 132   0,73   0,55%
  • IDXV30 138   0,41   0,30%
  • IDXQ30 139   0,76   0,55%

Asosiasi Pertekstilan Ajukan Perpanjangan TPP Benang Impor


Senin, 01 Desember 2025 / 20:30 WIB
Asosiasi Pertekstilan Ajukan Perpanjangan TPP Benang Impor
ILUSTRASI. Pekerja mengerjakan proses memasukkan benang ke dalam sisir tenun di pabrik PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) di Cimahi, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025). Sepanjang tahun buku 2024, BELL membukukan kenaikan penjualan bersih 9% atau sebesar Rp 584,89 miliar dengan total laba bersih mencapai Rp 11,53 miliar Tahun 2025 menargetkan pertumbuhan kinerja 10%./pho KONTAN/Carollus Agus Waluyyo/15/04/2025.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengajukan permohonan perpanjangan penyelidikan tindakan pengamanan perdagangan (TPP) terhadap impor produk benang (selain benang jahit) dari serat stapel sintetik dan artifisial. Sejatinya penyelidikan TPP ini sudah diajukan pada 17 November 2025. 

Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) mengaku telah memulai penyelidikan perpanjangan tindakan pengamanan perdagangan terhadap impor produk tersebut pada Selasa (25/11/2025).

Ketua KPPI Julia Gustaria Silalahi mengungkapkan, penyelidikan meliputi impor barang benang (selain benang jahit) dari serat stapel sintetik dan artifisial yang mencakup sebanyak enam nomor Harmonized System (HS) 8 digit, yaitu 5509.22.00, 5509.32.00, 5509.51.00, 5509.53.00, 5510.12.00, dan 5510.90.00, sesuai dengan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) tahun 2022.

Baca Juga: Mulai Akhir Oktober, Impor Benang Kapas Kena BMTP hingga Rp 7.500 per Kg

“Berdasarkan bukti awal permohonan penyelidikan perpanjangan yang disampaikan API, KPPI menemukan fakta bahwa masih terjadi kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami pemohon,” kata Julia dalam rilis, Senin (1/12/2025).

Julia menerangkan, kerugian serius atau ancaman kerugian serius tersebut terlihat dari beberapa indikator kinerja Industri Dalam Negeri (IDN) yang memburuk selama periode 2022—2024.

Selain itu, API masih membutuhkan tambahan waktu untuk menyelesaikan program penyesuaian struktural.

Adapun impor benang tersebut didominasi oleh dua negara, yaitu Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar 85,11% dan Vietnam dengan 10,70%. Sementara itu, pangsa impor negara lainnya mencapai 4,19%.

Selanjutnya: Sinergi Inti Andalan (INET) Anggarkan Capex Rp 4,2 Triliun pada 2026, Cek Prospeknya

Menarik Dibaca: Gen Z vs Milenial vs Gen X: Begini Perbedaan Cara Mereka Bepergian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×