kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.600   10,00   0,06%
  • IDX 8.172   83,22   1,03%
  • KOMPAS100 1.132   12,90   1,15%
  • LQ45 807   10,52   1,32%
  • ISSI 287   2,09   0,73%
  • IDX30 421   5,64   1,36%
  • IDXHIDIV20 477   7,08   1,51%
  • IDX80 125   1,23   0,99%
  • IDXV30 134   0,27   0,20%
  • IDXQ30 133   1,76   1,34%

Aspermigas dorong Pertamina ambil hak operasi Blok Masela dan IDD


Jumat, 24 Juli 2020 / 16:18 WIB
Aspermigas dorong Pertamina ambil hak operasi Blok Masela dan IDD
ILUSTRASI. Peta blok Masela


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

Baca Juga: Permintaan energi turun, proyek Masela baru onstream satu dekade lagi

Lebih lanjut, dia pun mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan migas raksasa tingkat global seperti Shell dan Chevron memang tengah selektif untuk memilih investasi.

Selain pandemi covid-19, salah satu tantangan utama perusahaan migas global dalam beberapa waktu terakhir adalah serotan publik internasional terhadap bisnis energi fosil yang dianggap sudah berlebihan.

"Perusahaan-perusahaan migas skala dunia mendapat tekanan untuk mengurangi keterlibatannya di dalam sektor hulu migas. Dukungan masyarakat dunia tentang peranan industri hulu migas menurun. Hal ini ditandai dengan menurunnya minat untuk memiliki saham-saham perusahaan minyak kelas dunia di bursa-bursa dunia," terang John.

Dengan tekanan itu, lanjutnya, perusahaan-perusahaan tersebut mengurangi jumlah dana investasi untuk sektor hulu migas. Berkurangnya dana investasi membuat perusahaan migas harus memilih proyek apa dan di wilayah mana yang akan investasi atau ditinggalkan. "Mereka tentunya akan memilih negara mana yang aman investasi dan berisiko rendah," pungkasnya.

Baca Juga: Investasi US$ 20 miliar di Masela lenyap? Ini jalan terjal proyek kebanggaan Jokowi

Dalam hal ini, John menekankan bahwa jika Indonesia masih membutuhkan Foreign Direct Investment (FDI) di bidang Hulu Migas, maka pemerintah perlu memberikan insentif yang menarik.

"Kontrak jangka panjang yang mengandung 3C, Consistency, Clarity, Certainty. Yang bersaing dengan negara-negara lain untuk menarik FDI tersebut," katanya.

Namun, Production Sharing Contract (PSC) yang sudah berlangsung di Indonesia lebih dari 50 tahun masih  menerapkan landasan konsep kedaulatan energi. "Bukankah sudah waktunya kita mengelola sendiri industri hulu migas dengan kemampuan kompetensi tenaga-tenaga asli Indonesia?" pungkas John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×