kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahan baku naik, produsen gula rafinasi sesuaikan harga


Senin, 27 September 2010 / 16:14 WIB
Bahan baku naik, produsen gula rafinasi sesuaikan harga


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. Para produsen gula rafinasi nampaknya harus bersiap untuk menaikkan harga gula rafinasinya. Pasalnya, harga gula mentah (raw sugar) yang merupakan bahan baku gula rafinasi semakin melambung.

Harga gula mentah di Bursa ICE di New York untuk pengiriman Maret 2011 pada Jum'at (24/9) menyentuh level 24,40 sen per pound. Harga ini adalah harga tertingginya sejak tujuh bulan atau sejak Februari lalu. Bahkan, dalam satu bulan terakhir, harga gula mentah untuk pengiriman Maret 2011 sudah melonjak 26,75% ketimbang harga di (24/8) lalu yang ada di posisi 19,25 sen per pound.

Kekeringan yang melanda Brasil merupakan penyebab melambungnya harga gula. Maklum, Brasil produsen gula terbesar di dunia. Direktur dan Kepala Perdagangan Gula ABN Amro James Kirkup mengatakan cuaca kering di Brazil mengakibatkan produksi gula Brazil menurun. ABN Amro Bank NV dan VM Grup memperkirakan panen gula di Brazil Selatan pada tahun ini sekitar 560 ton.

Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Melvin Korompis mengungkapkan akibat kenaikan harga gula mentah dunia ini, para produsen gula rafinasi juga harus melakukan penyesuaian harga kepada para industri pengguna gula rafinasi.

Meski begitu, ia mengatakan saat ini para produsen belum melakukan penyesuaian harga kontrak penjualan gula rafinasinya karena masih menggunakan stok gula mentah yang ada. Lagipula, biasanya, kontrak pembelian gula rafinasi sudah dilakukan beberapa bulan sebelum pengiriman. "Penyesuian harga pasti akan dilakukan dalam dua atau tiga bulan ke depan," jelasnya Senin (27/9).

Direktur Eksekutif AGRI M.Yamin mengamini pernyataan Melvin. Dia bilang, biasanya produsen akan segera menyelesaikan kontrak pembelian gula mentah di luar negeri setelah kontrak dengan industri skala besar ini disepakati.

Hanya saja, Yamin mengakui, kenaikan harga tidak dapat dihindari bagi industri kecil. Sebab, industri kecil melakukan pembelian gula rafinasi melalui distributor. "Namun kenaikan ini tidak akan setinggi kenaikan raw sugar, karena diperkitungkan dengan harga pokok lama," jelasnya.

Selain itu, ia mengatakan harga gula rafinasi juga akan mengikuti harga gula lokal. Catatan saja, berdasarkan data Kementerian Perdagangan harga rata-rata gula kristal putih (gula pasir) lokal pada sepuluh hari setelah lebaran (20/9) lalu masih ada di level Rp 10.519 per kilogram (kg). Meski masih cukup tinggi, namun harga gula ini sudah sudah turun sekitar 2,02% ketimbang harga gula 14 hari sebelum puasa yang sebesar Rp 10.736 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×