Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang baru.
Dalam rancangan ini, energi surya menjadi sektor energi baru terbarukan (EBT) dengan target peningkatan bauran energi tertinggi.
Sebagai informasi, RPP KEN mencakup sembilan jenis energi di sektor EBT yang akan ditingkatkan pemanfaatannya mulai tahun 2030.
Selain energi surya, energi lainnya meliputi hidro, angin, biomassa, panas bumi, biogas, bahan bakar nabati, nuklir, serta energi baru terbarukan lainnya.
Baca Juga: Porsi Energi Surya di RPP KEN Bertambah, Sky Energy (JSKY) Akui Pengaruhi Investasi
Potensi Besar Energi Surya
Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai bahwa Indonesia memiliki potensi energi surya yang jauh lebih besar dibandingkan target yang ditetapkan dalam RPP KEN.
"Potensi ini terlihat dari intensitas sinar matahari dan luas wilayah yang tersedia. Energi surya tidak hanya bergantung pada intensitasnya, tetapi juga pada ketersediaan lahan untuk pemasangan," ujar Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (7/2).
Selain itu, dari sisi teknologi, energi surya terus mengalami perkembangan dan kini menjadi sumber energi dengan biaya paling murah.
"Setelah tahun 2030, biaya pembangkitan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) plus baterai baru akan lebih murah dibandingkan biaya operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sudah tua. Ini menjadikan PLTS sebagai opsi yang semakin kompetitif," tambahnya.
Baca Juga: RPP KEN Tekan Peran Batubara, IMA Sebut Potensi Ekspor Makin Tinggi
Keunggulan lain dari PLTS adalah modularitasnya, yang memungkinkan pemasangan di berbagai permukaan, seperti tanah, air, atap, dan bangunan.
Senada dengan Fabby, Direktur Energy Shift Institute, Putra Adhiguna, menyebutkan bahwa harga teknologi PLTS telah turun sekitar 90% dalam 10 tahun terakhir.
Ia juga menekankan pentingnya pengembangan PLTS rumah tangga untuk mendukung pencapaian target bauran energi surya dalam RPP KEN.
"PLTS rumah tangga memiliki potensi besar untuk menambah bauran energi nasional. Namun, pertumbuhannya masih terbatas jika harganya sulit bersaing dengan listrik berbasis batu bara yang disubsidi," ujarnya.
Baca Juga: RPP KEN Tekan Peran Batubara, IMA Sebut Potensi Ekspor Makin Tinggi
Target Bauran Energi Surya
Dalam RPP KEN Pasal 12 poin (b) nomor 2, target peningkatan bauran energi surya ditetapkan sebagai berikut:
- Tahun 2030: 1,3% - 1,6%
- Tahun 2040: 13,1% - 16,0%
- Tahun 2050: 23,3% - 25,3%
- Tahun 2060: 29,8% - 32,0%
Putra menilai bahwa target tersebut perlu diperjelas dengan perencanaan jangka pendek, jadwal pengadaan, dan tenggat waktu yang lebih konkret.
"Indonesia sudah terlalu sering memiliki target perencanaan tanpa kejelasan implementasi, sehingga sulit menarik kepercayaan investor," ungkapnya.
Baca Juga: Selain Batubara, RPP KEN Sisakan Peran Minyak Bumi Hanya 3,9% di 2060
Fabby menambahkan bahwa RPP KEN harus segera diturunkan menjadi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Hal ini berarti diperlukan revisi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2017 tentang RUEN untuk menyesuaikan dengan target baru yang ditetapkan dalam RPP KEN.
"Saya berharap revisi RUEN bisa diselesaikan tahun ini sebelum pergantian anggota Dewan Energi Nasional (DEN). Jika itu terjadi, akan memberikan sinyal positif bagi investor," jelas Fabby.
RUEN nantinya akan menguraikan proyek-proyek EBT secara lebih rinci, mencakup aspek investasi yang dibutuhkan, infrastruktur penyimpanan energi, transmisi, hingga distribusi.
"Semua proyek harus masuk dalam daftar perencanaan yang bankable agar dapat didanai dengan lebih mudah," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News