Reporter: Elisabeth Adventa, Rani Nossar | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Media sosial seperti Instagram (IG) belakangan makin digandrungi oleh para pengusaha sebagai salah satu tempat berpromosi yang efektif. Tidak perlu modal besar untuk bikin lapak. Cukup bermodal akun media sosial, pelaku usaha sudah bisa berjualan. Sebagian besar dari mereka masih berskala UKM dan belum memiliki toko fisik. Ini terkadang menjadi kendala lantaran masih banyak masyarakat yang belum begitu percaya bertransaksi jual beli jika si penjual tidak memiliki toko fisik.
Nah, mengikuti bazar menjadi salah satu cara pengusaha untuk bisa bertatap muka langsung dengan konsumen. Ini juga menjadi peluang bagi mereka untuk menggenjot omzet penjualan. Add Bazaar, salah satu penyelenggara event bazar yang berbasis di Jakarta, menangkap peluang ini dengan menawarkan event bazar tematik untuk para pelaku usaha di Instagram bernama Instafair.
Aynun Salehah, pemilik Add Bazaar bilang, bazar tematik seperti Instafair itu memiliki konsep yang jelas sehingga penataannya pun lebih rapi. Respons masyarakat ternyata juga lebih tinggi jika mengadakan bazar terkonsep seperti itu. Event seperti ini sudah dijalankan sejak 2014 silam. Biasanya Add Bazaar mengadakan Instafair di beberapa mal seperti Lippo Mall Kemang dan Cibubur Junction.
Omzet para peserta bazar bisa mencapai Rp 2 juta–Rp 3 juta per hari. Pada akhir pekan omzet bisa mencapai Rp 10 juta per hari. Khusus untuk Instafair, biasanya bazar diadakan seminggu.
Market Inc., penyelenggara bazar asal Jakarta ini juga kerap membuat bazar yang lebih terkonsep untuk meningkatkan antusiasme pengunjung. Saat ini Market Inc menyelenggarakan bazar bertema Shopping in Galaxy di Living World Alam Sutera, Serpong, Tangerang, terinspirasi dari film Star Wars yang sedang ramai di bioskop. Benny Gustandi, salah satu peserta bazar mengatakan, selama ini dia baru berpromosi lewat IG. "Mengikuti bazar seperti ini bisa membuat produk siomay saya semakin dikenal masyarakat," kata dia.
Jefri Ramdhani, staf Market Inc. mengatakan, pada bazar di Living World kali ini ada 65 merek usaha fesyen dan kuliner yang ikut serta. Harga sewa booth berkisar Rp 4 juta–Rp 6 juta per event. Dengan tambahan panggung hiburan, rata-rata pengunjung bazar bisa mencapai 4.000 orang per hari di akhir pekan.
Tidak hanya di ibukota, tren bazar tematik ini pun berkembang di kota-kota besar lain seperti Surabaya. Basha Market, penyelenggara bazar di Surabaya baru saja berdiri Oktober 2014 silam. Christie Erin, CEO Basha Market menyampaikan, pihaknya mengusung konsep bazar khusus untuk barang-barang industri kreatif dengan desain tertentu seperti tema luar angkasa atau broadway dan lainnya.
Basha Market biasanya mengadakan tiga kali bazar dalam setahun di mal seperti Tunjungan Plaza. Sekali event berlangsung tiga hari di akhir pekan. Christie mengaku, dalam sekali bazar ada sekitar 80 tenant hingga 120 tenant yang bergabung. Dengan jumlah pengunjung mal yang ramai, nilai transaksi bisa mencapai Rp 1,5 miliar per hari. Nilai transaksi menurut Christie terus meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan makin tingginya daya tarik bazar di mata masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News