Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten farmasi pelat merah yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) lewat anak usahanya yang bergerak di bidang distribusi PT Indofarma Global Medika (IGM) akui telah menyiapkan fasilitas rantai dingin atau cold chain untuk kebutuhan distribusi vaksin corona.
Asal tahu saja, vaksin membutuhkan fasilitas pendingin dengan temperatur yang khusus, yakni sekitar 2-8 derajat celcius. Oleh karenanya dibutuhkan infrastruktur khusus agar kualitas vaksin tetap terjaga selama perjalanan distribusi.
Baca Juga: Begini persiapan industri farmasi dalam negeri untuk distribusikan vaksin corona
Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno menyatakan Kimia Farma siap untuk mendistribusikan melalui seluruh cabang distributor yang tersebar di seluruh Indonesia dan prosesnya tentu sesuai dengan regulasi.
"Hingga saat ini (kebutuhan armada cold chain) sudah mencukupi dan kami akan sesuaikan bila diperlukan," jelas Ganti kepada Kontan.co.id, Jumat (28/8).
Selain Kimia Farma, emiten farmasi pelat merah lainnya yang sudah menyiapkan infrastruktur rantai dingin adalah PT Indofarma Tbk (INAF) lewat anak usahanya PT Indofarma Global Medika (IGM).
Dihubungi terpisah, Presiden Direktur PT Indofarma Global Medika, Indra Dewantara menyatakan IGM memiliki pengalaman dan infrastruktur dalam mendistribusikan produk-produk vaksin cukup lama. Anak usaha INAF ini juga telah mengantongi sertifikat Cold Chain Product (CCP).
Baca Juga: Walau dihantam corona, bank jumbo masih pede kinerja tahun ini bakal tetap tumbuh
"Infrastruktur untuk proses distribusi vaksin adalah freezer, lemari es, alarm suhu, dan masih banyak lainnya," jelasnya.
Mengenai potensi bisnis distribusi vaksin Covid-19 sendiri, Indra mengungkapkan dengan kondisi pandemi saat ini tentunya distribusi vaksin sangat ditunggu oleh semua orang dan kebutuhannya sangat tinggi.
Namun, Indra belum bisa memerinci bagaimana gambaran valuasi potensi distribusi vaksin Corona di tahun depan karena sampai hari ini IGM belum mendapatkan arahan dari holding maupun induk perusahaan terkait teknis distribusi serta mekanisme lainnya.
"Sehingga belum bisa digambarkan hal tersebut (potensi valuasinya). Nanti kalau sudah ada arahan dari holding bisa kami gambarkan lebih lanjut," kata Indra.
Baca Juga: Corona di Indonesia Sabtu (29/8), astaga tambah 3.308 kasus positif baru
Jika dilihat secara umum, Indra mengatakan saat ini kontribusi distribusi vaksin cukup membantu penjualan IGM. Indra berharap penjualan seluruh vaksin yang sudah ada bisa terus meningkat karena penduduk Indonesia cukup banyak sehingga potensi pasar vaksin juga potensial.
Ditambah lagi, IGM bersama dengan INAF sudah tergabung dalam holding BUMN Farmasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News