Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) masih terus berupaya menjaga kelangsungan enam megaproyek miliknya yang terdiri dari empat Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua Grass Root Refinery (GRR).
Direktur Megaproyek & Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang menjelaskan, nilai investasi dari keseluruhan proyek tersebut mencapai sekitar US$ 48 miliar.
Selain nilai investasi jumbo, RDMP dan GRR juga bisa menyediakan lapangan pekerjaan untuk sekitar 130.000 pekerja saat konstruksi dan sekitar 10.000 orang saat operasi.
Baca Juga: CPC Taiwan investasi di Balongan, Pertamina: Diskusi dengan Adnoc tetap lanjut
Berikut ini perkembangan megaproyek Pertamina:
Kilang Balongan
Ignatius menjelaskan, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan terdiri dari tiga fase.
"Fase satu dan dua itu upgrading, penambahan kapasitas. Disitu ada produk yang bisa kita proses jadi petrokimia," kata dia dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/6).
Ignatius melanjutkan, pengerjaan fase satu dan dua ditargetkan rampung di 2022 mendatang. Adapun pada fase ketiga, Pertamina dan Adnoc bakal membangun kilang yang nantinya diintegrasikan dengan Petrokimia yang merupakan kerjasama dengan CPC Taiwan.
Saat ini, fase satu tengah dalam tahapan Front End Engineering Design (FEED), sementara fase dua dan fase tiga masih dalam tahapan studi.
Tak menutup kemungkinan pada Agustus mendatang, Pertamina bakal melakukan diskusi dengan kedua belah pihak menyoal integrasi kilang crude ke petrokimia.