Reporter: Bidara Pink, Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan sawit PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP) menghadapi awal tahun yang berat. Pada kuartal I 2019, perusahaan merugi hingga Rp 14,86 miliar padahal pada kuartal yang sama tahun sebelumnya kerugian yang tercatat sebesar Rp 4,21 miliar.
Menghadapi hal kinerja yang berat MAGP berencana untuk membangun PKS baru. "Dengan menambah PKS berarti bertambah revenue kita kan," kata Direkrut Multi Agro Gemilang Plantation Dedet Yandrinal ketika ditemui Kontan.co.id, di Gedung Panin, Selasa (9/7).
Dedet menambahkan strategi lain yang mungkin dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan akuisisi perusahaan lain.
Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) resmikan pabrik baru dengan investasi Rp 600 miliar di Sumut
Sayangnya, ketika ditanya terkait investasi yang digelontorkan, Dedet masih belum bisa merincikan karena perusahaan masih memperhitungkannya. "Justru lagi dihitung, tetapi seharusnya lebih besar dari tahun lalu," kata Dedet.
Sebagai tambahan informasi, pada tahun 2018 yang lalu perusahaan mengakuisisi PT Meta Epsi Agro milik PT Warigin Agro Jaya dengan nilai Rp 138 miliar.
Dengan adanya akuisisi ini, luas lahan tertanam milik perusahaan bertambah menjadi 7.871 ha sebelumnya 6.804 ha. Sementara Hak Guna Usaha (HGU) juga bertambah 1.027 ha menjadi 10.900 ha. Sementara itu, akuisisi tersebut juga menambah kapasitas PKS perusahaan dari semula 45 ton/jam menjadi 75 ton tiap jamnya.
Baca Juga: Perhutani optimistis kinerja tahun ini bisa tumbuh 9%
Dijelaskan dalam keterbukaan informasi, pembelian saham Meta Epsi Agro merupakan strategis bisnis yang diharapkan bisa menjaga keberlangsungan usaha dan profitabilitas perusahaan. Walaupun diakui Dedet, akuisisi ini memperberat utang perusahaan.
Sebagai gambaran, hingga kuartal I 2019 penjualan perusahaan justru meningkat 16,6% menjadi Rp 32,90 miliar. Laba bruto perusahaan pun ikut naik menjadi Rp 5,70 miliar dari sebelumnya Rp 4.17 miliar.
Baca Juga: Peternak berharap harga ayam naik ke level referensi Kemendag
Sayangnya, perusahaan masih saja mencatatkan kerugian bersih lebih besar dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 14,86 miliar. Salah satu sebabnya, membengkaknya beban umum dan administrasi serta beban beban keuangan, masing-masing sebesar Rp 11,33 miliar dan Rp 11,22 miliar.
Meski mengawali tahun dengan berat, perusahaan berusaha bangkit dengan membangun PKS dan akuisisi perusahaan lain. Dedet juga bilang, seiring dengan usaha yang dilakukan perusahaan ia berharap harga CPO akan membaik serta kondisi global kembali mendukung industri sawit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News