Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
Walaupun porsi beras komersial akan diperbesar, Budi memastikan pihaknya tetap menyerap beras dari petani. Namun, pihaknya juga masih menunggu keputusan pemerintah berapa besar dana yang disiapkan dan target penyerapan beras CBP yang harus dilakukan Bulog.
Menurut Bulog, sementara ini Kementerian Keuangan hanya menyiapkan Rp 2,5 triliun sebagai jaminan penggantian biaya pengadaan CBP. Menurutnya, dengan dana yang disediakan maka itu hanya setara dengan 250.000 ton.
Baca Juga: Dana PMN mandek di BUMN hingga Rp 11,36 triliun
"Kalau ada kepastian dan CBP itu hanya 250.000 ton, maka Bulog akan menyerap untuk CBP 250.000 ton. Tetapi karena kemampuan kami bisa menyerap hingga 3 juta ton, selebihnya adalah komersial," tutur Budi.
Bila skema tersebut dilakukan, dan ternyata pemerintah membutuhkan tambahan CBP, maka beras dari lini komersial bisa dialihkan sebagai CBP. Nantinya, pemerintah tinggal mengganti selisih harga beras komersial tersebut. Namun, Budi mengatakan hal ini bisa dilakukan bila pemerintah sudah menetapkan keputusan tahun depan.
Baca Juga: Beras Rusak 20.000 Ton, Bulog Terancam Rugi Rp 160 Miliar
Selanjutnya, untuk meningkatkan kinerja komersial Bulog, Budi mengatakan akan meningkatkan penjualan baik offline maupun offline, dimana Bulog terus memperluas saluran pasar dengan merambah pasar retail, juga akan meningkatkan pasar online Bulog ke 6 provinsi di Indonesia, dan akan terus ditingkatkan lagi ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News