Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Terbongkarnya praktik penipuan layanan ibadah umrah First Travel, memberikan keuntungan tersendiri bagi pelaku industri biro perjalanan umrah lainnya. Salah satunya dari PT Alfa Kaza Mustika atau Alfa Tours and Travel.
Alfa Edison, Direktur Utama Alfa Tours mengatakan, walaupun belum ada tambahan permintaan dari segi jamaah, namun para agen sedikit demi sedikit mulai hijrah menggunakan jasa Alfa Tours. "Kalau jamaah belum terlihat lonjakannya, tetapi ada beberapa ex agen FT menjajaki untuk pemberangkatan umrah karena mereka ingin memberangkatkan jemaah yang gagal berangkat. Tentunya dengan penyesuaian harga yang ditetapkan Alfa Tours," terang Alfa kepada Kontan, Jumat (25/8).
Demi meningkatkan penjualan, Alfa memberikan insentif kepada para mitra yang menjadi agen mereka dengan cara memberikan bonus sebesar Rp 1 juta bagi agen yang mampu mengajak 1 jamaah untuk menggunakan layanan biro umrah miliknya. Saat ini, sudah ada lebih dari 30 agen yang bergabung dengan biro umrah miliknya.
"Kami sudah memperhitungkan hal tersebut sebagai fee agent. Selain itu mereka juga bisa free 1 jamaah jika jamaahnya mencapai 25 orang," tambah Alfa.
Namun, berbeda dengan Alfa Tours, Wahana Haji Umroh justru belum merasakan adanya dampak signifikan dari tutupnya First Travel. "Saat ini belum ada pergerakan yang signifikan. Nampaknya, mereka masih fokus pada upaya pengembalian dana atau upaya diberangkatkan," terang Muharom Ahmad, Direktur Utama Wahana Haji Umroh kepada Kontan, Minggu (27/8).
Selain itu, segmen Wahana yang dinilai lebih premium juga diakui Muharom menjadi alasan mengapa belum besar efek yang dirasakannya. Dalam menjalankan bisnis perjalanan umrah, pasar yang dilirik adalah mulai dari kelas menengah dengan harga premium mulai dari Rp 21 juta.
Dalam memasarkan layanan miliknya, Muharom tidak menggunakan skema melalui agen, melainkan dengan sistem pendaftaran online yang melalui aplikasi SALWA.link. "Dengan begitu memberi peluang para alumni mendapat fee jika mendaftarkan calon jamaah yang direkomendasikannya," tambah Muharom.
Dalam menjalankan bisnisnya, Muharom tidak mematok keuntungan yang terlalu besar, yaitu hanya sekitar 3%-5%. "Marjin umrah tidak besar, namun risiko yang dihadapi relatif besar, khususnya ketidakefisienan operasi dan lemahnya perencanaan," tutup Muharom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News