kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berprospek menarik, bisnis LNG semakin berkembang di pasar domestik


Minggu, 22 Agustus 2021 / 13:29 WIB
Berprospek menarik, bisnis LNG semakin berkembang di pasar domestik
ILUSTRASI. Pengapalan LNG Cargo Perdana oleh Perta Arun Gas.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemanfaatan gas alam cair atau atau liquefied natural gas (LNG) sudah terserap ke sejumlah sektor industri. Menurut pengamat, ada beberapa poin yang harus disoroti pemerintah untuk meningkatkan konsumsinya di domestik. 

Adapun dari sisi pelaku usaha, PT Pertamina melihat peluang LNG masih terbuka lebar ke depannya, tetapi ada sejumlah tantangan yang harus diatasi supaya pemanfaatan LNG lebih optimal. 

Pengamat ekonomi energi Universitas Padjadjaran, Yayan Satyaki mengatakan saat ini ada sejumlah sektor industri yang sudah menyerap LNG, yakni industri petrokimia, pupuk, dan  manufaktur lainnya yang masih sangat  tergantung dari pasokan gas. 

Selain itu, ke depannya dengan adanya rencana konversi konsumsi LPG rumah tangga dengan LNG melalui ekspansi gas perkotaan, penyerapan LNG akan semakin besar di domestik.  Yayan menilai, ke depannya prospek penyerapan LNG akan  cukup menarik jika orientasi Pemerintah adalah meningkatkan nilai tambah dan harga gas di hulu bisa turun. 

Baca Juga: Harga batubara diprediksi turun setelah mencapai rekor tertinggi

"Melalui ini, dapat menstimulasi pasar domestik di beberapa sektor industri khususnya di Industri pertanian atau manufaktur. Tentu nantinya akan meningkatkan multiplier effect dan berdampak pada pemulihan ekonomi serta daya saing produk ekspor Indonesia," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (22/8). 

Menurut Yayan, pengembangan ekosistem pasar gas di Indonesia dari sisi investasi hulu tidak ekonomis karena sudah kena hedging contract dengan investor. Alhasil, menyulitkan harga gas di dalam negeri, atau tidak kompetitif dibandingkan luar negeri. 

Yayan berharap, untuk kontrak yang sedang dan baru digarap, harus menimbang industri domestik yang memberikan efek ganda yang lebih besar dibandingkan ekspor langsung tanpa menciptakan nilai tambah. 

Sejak tahun 1977, Pertamina telah mengembangkan pasar LNG dengan mengoperasikan Kilang LNG Arun - Aceh dan Badak - Bontang. Saat ini Pertamina semakin gencar mengembangkan LNG dan telah menjualnya ke dalam negeri maupun luar negeri.  Kendati peluang bisnis LNG masih terbuka luas, Pertamina juga melihat sejumlah tantangan yang harus diatasi supaya pemanfaatan LNG lebih optimal. 

VP of Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan  LNG merupakan salah satu energi yang dibutuhkan di masa transisi dari bahan bakar minyak menuju energi baru terbarukan. Pemanfaatan LNG merupakan salah satu upaya Pertamina dalam program dekarbonisasi.

Baca Juga: Subholding Gas Pertamina, MEA, dan WLI baku gandeng penuhi kebutuhan listrik 30 MW

"Tidak hanya mewujudkan bauran energi dan menggerakkan ekonomi nasional, LNG dapat dioptimalkan untuk mewujudkan penggunaan energi ramah lingkungan di mana cadangan gas bumi Indonesia masih cukup besar," jelasnya. 

Fajriyah memaparkan, ada sejumlah faktor yang mendorong pemanfaatan LNG sebagai energi bersih di Indonesia, yakni regulasi dari pemerintah yang menjadikan posisi gas bumi menjadi salah satu energi yang berperan penting dalam perencanaan bauran energi.  

Faktor lainnya adalah permintaan energi gas dari sektor retail maupun komersial yang menginginkan energi yang bersih, bersaing dan rendah karbon. "Hal itu dapat mendorong ketertarikan investor yang dibarengi dengan penggunaan teknologi low carbon," ujarnya. 

Selain itu, menurut Fajriyah, faktor ketiga yang mendorong pemanfaatan LNG adalah upaya optimasi pemanfaatan gas bumi yang mulai dilakukan secara massif. "Salah satunya, subholding gas mendapatkan penugasan dari pemerintah melalui Keputusan Menteri No 13 Tahun 2020 untuk bisa meningkatkan peluang gas dengan program gasifikasi guna konversi BBM ke BBG di 52 pembangkit listrik di berbagai wilayah di Indonesia," ungkapnya. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×