kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.113   0,00   0,00%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

BI klaim Rupiah masih bagus


Selasa, 10 Maret 2015 / 20:41 WIB
BI klaim Rupiah masih bagus
ILUSTRASI. Asing mencatatkan net sell terbesar pada saham perbankan big cap seperti BBRI dan BBCA saat IHSG anjlok pada Selasa.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa bank sentral tidak memiliki target nilai tukar, melainkan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

“Dengan mempertimbangkan fundamental dan faktor-faktor di luar negeri, memang level-level nilai tukar yang sekarang ini sebenarnya cukup oke,” kata Perry dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (10/3).

Menurut Perry, nilai tukar rupiah yang masih stabil di kisaran Rp 13.000 per dollar AS cukup kompetitif untuk mendorong ekspor, di sisi lain untuk mengurangi impor yang konsumtif. “BI terus akan melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Dari dulu kita lakukan ini, sekarang kita lakukan, dan ke depan kita akan terus lakukan ini,” kata Perry.

Tiga Faktor

Perry menjelaskan, ada tiga faktor yang menyebabkan dollar AS menguat terhadap semua mata uang di dunia. Pertama adalah ekonomi negeri paman Sam yang terus mengalami penguatan. “Menguatnya ekonomi Amerika Serikat dan rencana kenaikan suku bunga acuan Fed pada triwulan kedua, atau ketiga, atau keempat, menyebabkan dollar AS menguat terhadap seluruh mata uang dunia,” ucap Perry.

Adapun faktor kedua yakni penggelontoran atau injeksi likuiditas moneter dari bank sentral Eropa dan Bank of Japan. Quantitative easing yang dilakukan kedua bank sentral tidak hanya menambahkan likuiditas, tetapi juga memperlemah nilai tukar mata uang Euro dan Yen terhadap dollar AS.

“Seluruh negara berkembang termasuk Indonesia menghadapi fenomena itu, dollar AS yang sangat strong dan Euro dan Yen yang terus melemah. Kedua faktor ini adalah faktor global,” sambung Perry.

Sementara itu faktor ketiga berasal dari domestik. Perry menyebutkan, Indonesia masih menghadapi besarnya defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD), meksi pemerintah dan bank sentral telah berhasil menurunkan dalam dua tahun terakhir.

Pada 2013, CAD berada di kisaran 3,3%, dan turun di 2014 menjadi kisaran 3%. “Tahun ini kita prediksikan bisa dikendalikan di 3%, karena proyek infrastruktu banyak kandungan impornya. Kalau tidak ada (proyek infrastruktur) mungkin (CAD) bisa di sekitar 2,8 persen,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×