kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Prediksi Kenaikan Harga Properti Residensial akan Tertahan di Akhir Tahun


Senin, 21 November 2022 / 11:35 WIB
BI Prediksi Kenaikan Harga Properti Residensial akan Tertahan di Akhir Tahun
ILUSTRASI. Pembangunan perumahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat,


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan, peningkatan harga properti residensial di pasar primer secara tahunan masih berlanjut hingga triwulan III 2022.

Hal tersebut terlihat dari Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia yang dilakukan terhadap sampel developer di 18 kota di Indonesia.

Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III 2022 tercatat sebesar 1,94% (YoY), lebih tinggi dibandingkan 1,66% (YoY) pada triwulan sebelumnya.

Peningkatan IHPR terjadi pada seluruh tipe rumah, dengan kenaikan tertinggi pada tipe menengah, tercatat sebesar 2,92% (YoY), lebih tinggi dari 2,36% (YoY) pada triwulan II 2022.

Sementara itu, harga tipe rumah kecil dan besar masing-masing meningkat sebesar 1,96% (YoY) dan 1,48% (YoY), lebih tinggi dari 1,58% (YoY) dan 1,35% (YoY) pada triwulan sebelumnya.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Naik, Begini Prospek Saham Sektor Properti

Secara spasial, kenaikan IHPR pada triwulan III 2022 tertinggi terjadi pada indeks harga di kota Pekanbaru 4,55% (YoY), Yogyakarta 4,51% (YoY), dan Pontianak 3,12% (YoY).

Secara triwulanan, IHPR pada triwulan III 2022 juga terpantau masih meningkat sebesar 0,54% (QtQ), lebih tinggi dibandingkan 0,35% (QtQ) pada triwulan II 2022.

Meningkatnya harga properti residensial secara triwulanan disebabkan oleh peningkatan harga yang terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama rumah tipe menengah yang mengalami kenaikan sebesar 0,79% (QtQ), lebih tinggi dibanding 0,53% (QtQ) pada triwulan II 2022.

Selanjutnya, kenaikan indeks harga tipe rumah kecil dan besar masing-masing tercatat sebesar 0,72% (QtQ) dan 0,38%, lebih tinggi dibanding 0,31% (QtQ) dan 0,28% (QtQ) pada triwulan sebelumnya.

Secara spasial, peningkatan IHPR Primer secara triwulanan terutama didorong oleh peningkatan harga rumah di kota Pekanbaru, Yogyakarta dan Bandar Lampung, masing-masing mengalami kenaikan sebesar 2,74% (QtQ), 1,80% (QtQ), dan 1,13% (QtQ).

Dari sisi penjualan, pertumbuhan penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan III 2022 juga terlihat tetap kuat. Hal ini terindikasi dari penjualan properti residensial yang tumbuh sebesar 13,58% (YoY) pada triwulan III 2022, meski lebih rendah dari 15,23% (YoY) pada triwulan sebelumnya.

Kendati demikian, tren kenaikan harga properti residensial diperkirakan tertahan pada triwulan IV 2022. Hal ini terindikasi dari prakiraan IHPR Triwulan IV-2022 yang meningkat sebesar 1,65% (YoY), lebih rendah dibandingkan 1,94% (YoY) pada triwulan berjalan.

Baca Juga: Suku Bunga BI Naik Lagi, Siap-Siap Bunga KPR Akan Naik

Melambatnya tren kenaikan harga properti residensial diprakirakan terjadi pada seluruh tipe rumah dimana kenaikan harga rumah tipe kecil, menengah dan besar masing-masing diprakirakan sebesar 1,88% (YoY), 2,75% (YoY), dan 1,09% (YoY), lebih rendah dari 1,96% (YoY), 2,92% (YoY), dan 1,48% (YoY) pada triwulan III 2022.

Secara spasial, perlambatan diprakirakan terjadi di sebagian besar kota yang disurvei, terutama di Manado dan Medan dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,73% (YoY), dan 2,39% (YoY), lebih rendah dibandingkan 1,81% (YoY) dan 3,02% (YoY) pada triwulan III 2022.

Secara triwulanan, harga properti residensial pada triwulan IV 2022 diprakirakan meningkat terbatas sebesar 0,12% (QtQ), lebih rendah dibanding 0,54% pada triwulan III 2022.

Kenaikan harga rumah yang terbatas ini diprakirakan terjadi pada seluruh tipe rumah yaitu tipe kecil, tipe menengah dan tipe besar yang masingmasing diperkirakan mengalami kenaikan harga sebesar 0,13% (QtQ), 0,31% (QtQ), dan 0,04% (QtQ).

Prakiraan kenaikan harga rumah yang terbatas tersebut terutama disebabkan oleh penurunan harga di Kota Batam dan Bandar Lampung. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×