Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah diresmikan pada 31 Desember 2018 lalu, Terminal Tipe A Pondok Cabe masih harus dilakukan pembenahan. Hal ini karena Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menilai belum banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan Terminal Pondok Cabe.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan, perlu ada upaya bersama agar operasioal Terminal Pondok Cabe berjalan optimal. “Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) secara reguler sudah beroperasi. Dari sisi terminal, selain fasilitasi kita juga terus meningkatkan layanan kepada masyarakat,” katanya dalam siaran pers pada Kamis (7/3).
Bambang mengatakan, langkah optimalisasi operasional Terminal Pondok Cabe telah disusun. Namun implementasinya dinilai harus dilakukan bersama termasuk Pemerintah Daerah.
Langkah optiminalisasi pengoperasian terminal Pondok Cabe antara lain terdiri dari pemindahan secara bertahap operasional pool ke dalam terminal Pondok Cabe. Kemudian pihaknya sudah mewajibkan bus-bus untukk masuk terminal hingga peningkatan kinerja ruas Jalan K.H. Sahlem melalui manajemen rekayasa lau lintas di ruas dan simpang.
“BPTJ tidak bisa melaksanakan kegiatan yang sudah disusun sendiri. Perlu dukungan rekan-rekan Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, Kepolisian, dan Satuan Polisi Pamong Praja dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,” jelasnya.
Jumlah penumpang Terminal Pondok Cabe pada bulan Februari 2019 menujukkan bahwa terdapat 646 Bus Angkutan Kota Antar Provinsi dengan 1232 kedatangan penumpang dan 1171 keberangkatan penumpang. Pada bulan Januari 2019 Terminal Pondok Cabe mencatat 671 bus dengan melayani 1.315 kedatangan penumpang dan 1.358 keberangkatan.
Bagi Bambang, operasional Tol Trans Jawa memberikan peluang besar bagi layanan bus antar kota di Jawa untuk menjadi pilihan. Salah satunya karena adanya Tol tersebut memangkas waktu tempuh sehingga bus kini dinilai bisa bersaing dengan kereta api.
Tapi semuanya hanya bisa dilakukan jika pelayanan terminal bagus termasuk juga pelayanan bus yang bagus. “Jika tersedia angkutan kota untuk mengakeses namun pelayanan busnya tidak dapat diandalkan tentu masyarakat enggan. Sebaliknya juga, pelayanan bus bagus terminal berantakan dan susah diakses, masyarakat juga tidak akan datang,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News