CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.827   12,00   0,08%
  • IDX 7.309   -13,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.117   -3,07   -0,27%
  • LQ45 886   1,94   0,22%
  • ISSI 221   -0,98   -0,44%
  • IDX30 454   1,22   0,27%
  • IDXHIDIV20 546   0,97   0,18%
  • IDX80 128   -0,26   -0,20%
  • IDXV30 137   0,10   0,08%
  • IDXQ30 151   0,09   0,06%

Budi Arie Angkat Bicara Soal Aksi Protes Peternak Susu di Boyolali dan Pasuruan


Senin, 11 November 2024 / 19:20 WIB
Budi Arie Angkat Bicara Soal Aksi Protes Peternak Susu di Boyolali dan Pasuruan
ILUSTRASI. Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi saat menerima Redaksi KONTAN di Gedung Kementerian Koperasi, Kuningan, Jakarta, (30/10/2024). KONTAN/Melly Anne


Reporter: Whiwid Anjani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi Budi Arie menjelaskan latar belakang aksi protes peternak susu yang terjadi di Boyolali dan Pasuruan.

Dalam konferensi pers pada Senin (11/11), Budi mengungkapkan data terkait konsumsi dan produksi susu nasional yang menjadi pemicu aksi tersebut.

Menurut Budi, konsumsi susu nasional pada tahun 2022 mencapai 4,4 juta ton, dan angka tersebut naik menjadi 4,6 juta ton pada tahun 2024.

Baca Juga: Peternak Sapi Perah Protes karena Ratusan Liter Susu Tak Terserap, Ini Kata Pengamat

Namun, produksi susu sapi dalam negeri hanya mencapai sekitar 847 ribu ton, atau sekitar 20% dari kebutuhan nasional.

Sisanya, sekitar 80%, dipenuhi melalui impor, terutama dari Selandia Baru yang memiliki produksi susu mencapai 21,3 juta ton.

Budi menambahkan bahwa jumlah impor besar-besaran ini didukung oleh Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Indonesia, yang membebaskan produk susu impor dari bea masuk.

Kebijakan ini membuat harga susu impor lebih murah sekitar 5% dibandingkan harga rata-rata global, sehingga produk lokal kalah bersaing.

Baca Juga: Mandi Susu

“Karena itu, perlu adanya langkah-langkah untuk meninjau beberapa permasalahan dan regulasi yang ada,” ujar Budi.

Selain itu, Budi juga mengkritik Industri Pengolahan Susu (IPS) yang lebih memilih mengimpor susu dalam bentuk skim atau susu bubuk daripada susu segar.

Hal ini menekan harga susu segar lokal, yang saat ini hanya dihargai sekitar Rp7.000 per liter, jauh di bawah harga keekonomian ideal yang seharusnya Rp9.000 per liter.

Menurut Budi, permasalahan rantai pasok industri pengolahan susu yang mencuat ke publik saat ini adalah persoalan lama dalam sistem produksi dan perniagaan susu segar di Indonesia.

“Dengan adanya perubahan terkait perdagangan susu segar, masalah ini semakin mencuat, seperti yang terlihat dalam kasus di Boyolali dan Pasuruan,” tutup Budi.

Sebelumnya, peternak sapi perah dan pengepul susu di Boyolali, Jawa Tengah, menggelar aksi mandi susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11).

Aksi ini sebagai bentuk protes atas pembatasan kuota di Industri Pengolahan Susu (IPS). Mereka kecewa serapan susu sapi lokal berkurang.

Peternak dan pengepul susu Boyolali berharap pemerintah dan industri pengolahan mengutamakan produksi susu lokal untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri.

Selanjutnya: Harga Komoditas Merah, Mana yang Paling Menarik?

Menarik Dibaca: Daftar Top Film Netflix Hari Ini, Ipar Adalah Maut Posisi Puncak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×