Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para peternak sapi perah di Boyolali, Jawa Tengah, dan Pasuruan, Jawa Timur, melakukan aksi protes dengan membuang ratusan liter susu segar akibat rendahnya penyerapan oleh industri pengolahan susu.
Mereka mengungkapkan bahwa susu yang dihasilkan tidak diterima industri, sehingga mengancam kelangsungan usaha mereka.
Baca Juga: Minta Restu Prabowo, Mentan Berniat Impor 250.000 Ekor Sapi Perah untuk Dukung MBG
Eliza Mardian, Pengamat Pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) menyebutkan bahwa masalah ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan dari pemerintah dalam memastikan industri memenuhi kewajiban menyerap susu lokal.
Padahal, sesuai Peraturan Menteri Pertanian RI No. 33/Permentan/PK.450/72018E7 tentang Penyediaan dan Peredaran Susu, industri besar diwajibkan bermitra dengan koperasi peternak lokal.
Namun, saat ini hanya sekitar 20% industri yang menjalin kemitraan dengan peternak lokal.
"Ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak benar-benar mengawasi pelaksanaan program kemitraan ini," ujar Eliza kepada Kontan.co.id pada Minggu (10/11).
Eliza memperingatkan bahwa jika masalah ini terus berlanjut, peternak lokal akan semakin sulit bersaing dengan produk susu impor, dan defisit produksi susu dalam negeri akan melebar.
Baca Juga: Badan Gizi: Ada Program Makan Bergizi Gratis, Susu Bakal Terserap
Untuk mengatasi hal ini, Eliza mengusulkan agar pemerintah memastikan pasokan susu untuk program makanan bergizi gratis yang akan dimulai awal tahun depan bersumber dari peternak lokal, bukan dari impor.
"Dengan melibatkan peternak lokal, perekonomian di daerah juga akan tergerak, dan pasar bagi peternak menjadi lebih terjamin," kata Eliza.
Menurut Eliza, kepastian pasar dapat membantu membangkitkan kembali industri susu nasional. Jika ada kepastian dalam pasar dan harga, ia meyakini produksi susu dalam negeri bisa ditingkatkan sehingga impor susu akan menurun.
Sementara itu, viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan peternak sapi di Pasuruan membuang sekitar 500.000 liter susu ke sungai karena kalah bersaing dengan susu impor.
Baca Juga: Kementan Sebut 60 Perusahaan Minat Impor Sapi untuk Program Makan Bergizi Gratis
Aksi serupa terjadi di Boyolali, di mana seorang loper susu, Danang Eko Saputra, memilih membagikan 500 liter susu segar gratis kepada warga di Simpang Lima, Boyolali, pada Jumat (8/11), ketimbang membuangnya.
Danang menyatakan bahwa rendahnya serapan dari industri pengolahan susu membuat para peternak kesulitan.
"Kondisi industri susu saat ini sangat mengkhawatirkan. Tidak ada serapan dari industri pengolahan susu," kata Danang, seperti dikutip dari Kompas.com.
Selanjutnya: Delimajaya Karoseri Keluhkan Dampak Impor Truk Bekas Terhadap Industri Karoseri Lokal
Menarik Dibaca: Penyebab Sinyal Wi-Fi Lambat, Salah Cara Memasang Router
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News