kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bumi Tangerang Cacao Jalin Kemitraan dengan Petani


Senin, 21 Desember 2009 / 09:20 WIB
Bumi Tangerang Cacao Jalin Kemitraan dengan Petani


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

JAKARTA. Keinginan terjadinya kerjasama strategis antara industri pengolahan dengan petani perihal kepastian pasokan bahan baku kakao mulai terwujud. Adalah PT. Bumi Tangerang (BT) Cacao yang menjalin kemitraan pasokan bahan baku kakao dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) kakao yakni Angsana Jaya di Banten, Luwu di Sulawesi Selatan dan Blitar di Jawa Timur hingga 2012.

Kerjasama itu terkait pengiriman biji kakao fermentasi. Presiden Direktur BT Cacao Sindra Wijaya menilai, melalui kemitraan ini petani akan memperoleh harga lebih baik ketimbang melegonya kepada pedagang. Contohnya, Gapoktan Angsana Jaya yang selama ini melego kakaonya ke pedagang di Lampung. "Jadi ini bisa menambah pendapatan petani, karena kami membeli kakao dengan harga Rp 26.000 per kilogram (kg) seperti di Angsana Jaya," kata Sindra kepada KONTAN, pekan lalu.

Harga ini, menurut Sindra, lebih tinggi ketimbang kakao nonfermentasi yang hanya seharga Rp 19.000 per kg. Adapun total kakao yang dipasok Angsana Jaya kepada BT sebanyak 20 ton. Pengiriman perdana berlangsung pada (16/12), dengan volume 5 ton senilai Rp 130 juta.

Kepastian pasokan kakao ini, menurut Sindra, berdampak pada tingkat pemanfaatan kapasitas pabrik (utilisasi) produksi perusahaannya, yang mencapai 48.000 ton per tahun. "Kami bisa mempertahankan utilisasi pabrik 100%," ujar dia.

Dari total kapasitas produksi, BT Cacao dapat menghasilkan 34% butter cacao dan 46% cacao powder. Sindra pun optimistis, mampu menembus omzet US$ 85 juta di 2010.

Sementara pasokan kakao dari Gapoktan Luwu, volume nya mencapai 15 ton per bulan, seharga Rp 30.450 per kg. Tahun depan, BT Cacao berencana menjalin kemitraan dengan Gapoktan Blitar, Jawa Timur. "Soal harga masih kami hitung lagi, tapi volumenya bisa 4-5 kali di atas Angsana Jaya," papar dia.

Ketum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Piter Jasman menilai, kemitraan ini dapat membuka akses pasar lebih dekat bagi petani, sekaligus memberikan harga yang wajar. "Ke depan kita akan mengarahkan petani kakao meningkatkan mutu kakaonya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×