Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) kehilangan pasokan gas dari Lapangan Mako, Blok Duyung, Natuna Barat. Pasalnya, perjanjian jual beli gas (PJBG) antara PGN dan konsorsium penjual gas dari blok tersebut telah dibatalkan per 12 April 2025.
Pembatalan ini dikonfirmasi melalui surat penghentian kontrak atau Gas Sales Agreement Termination Notice yang diterbitkan oleh West Natuna Energy Ltd, bersama mitra kerja sama yakni Empyrean Energy Plc dan Coro Energy Duyung (Singapore) Pte. Ltd.
Langkah ini merupakan tindak lanjut atas keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mencabut Surat Menteri ESDM No. T-83/MG.04./MEM.M/2024 melalui surat pengganti No. T-86/MG.04./MEM.M/2025.
Baca Juga: Bangun Jargas, PGN Siapkan US$ 29 Juta
Conrad Asia Energy Ltd, induk usaha dari West Natuna Exploration Ltd—operator utama Blok Duyung dengan kepemilikan hak partisipasi sebesar 76,5%—menyebutkan, pengalihan alokasi gas dilakukan atas arahan langsung dari Kementerian ESDM.
"Kementerian telah menginstruksikan agar seluruh volume gas plateau sebesar 111 BBtud dari Lapangan Mako dialokasikan untuk kebutuhan domestik di Batam, dengan pembeli yang ditunjuk adalah PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI)," tulis manajemen Conrad dalam pernyataan resmi, dikutip Kamis (17/4).
Sebagai tindak lanjut, Conrad menyatakan tengah menjajaki finalisasi PJBG baru dengan PLN. Target penyelesaian dan penandatanganan kontrak dijadwalkan dalam beberapa minggu ke depan, dengan koordinasi aktif bersama PLN dan SKK Migas.
Baca Juga: Industri Tertekan, PGN (PGAS) Jelaskan Hitung-hitungan Harga Gas Regasifikasi
Lebih lanjut, Conrad menyampaikan harga jual gas akan ditautkan dengan Indonesian Crude Price (ICP), sebagai skema yang setara secara ekonomi dengan harga LNG berbasis Brent. Pendekatan ini dinilai konsisten dengan struktur harga domestik maupun ekspor yang berlaku sebelumnya.
"Pemerintah juga tengah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034 yang akan mengedepankan gas sebagai sumber energi baseload. Sekitar 15 GW kapasitas pembangkit berbasis gas direncanakan hingga 2034," ungkap manajemen Conrad.
Selanjutnya: Promo XXI Cafe Spesial Bulan April 2025, Gratis Popcorn Sampai Cashback 25%
Menarik Dibaca: Hujan Petir Melanda Daerah Ini, Berikut Prediksi Cuaca Besok (18/4) di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News