Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa berkomitmen memperkuat ekosistem karbon biru melalui pengelolaan kawasan industri hijau yang berkelanjutan.
Upaya tersebut sejalan dengan inisiatif Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mendorong mitigasi perubahan iklim sekaligus memberikan nilai ekonomi dan sosial bagi masyarakat di sekitar kawasan industri.
Direktur Utama Holding BUMN Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi, mengatakan integrasi konsep karbon biru menjadi bagian penting dari strategi pengembangan kawasan industri berkelanjutan.
“Melalui kolaborasi dengan KKP, Holding Danareksa berencana menerapkan program konservasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir di kawasan industri agar memberi manfaat ekonomi dan sosial yang terukur,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (17/10).
Baca Juga: Belajar dari Cikande, Kemenperin Wajibkan Kawasan Industri Lapor Radiasi Tiap 3 Bulan
Baru-baru ini, Danareksa melakukan kemitraan strategis dengan KKP dalam menyusun kebijakan pengembangan serta peningkatan kapasitas kawasan di wilayah Pantai Utara Jawa. Kemitraan itu dilakukan lewat Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Karbon Biru dan Land Value Capture for Sustainable Coastal Development: Global Best Practices and Challenges”.
Sebagai langkah awal, tiga anggota holding—PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), dan PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB)—akan menjadi pelaksana utama inisiatif tersebut di lapangan.
Pendekatan ini disebut mempertegas komitmen Holding BUMN Danareksa dalam mencapai target Net Zero Emission, meningkatkan daya tarik investasi global, membuka akses pendanaan hijau, serta memberdayakan masyarakat pesisir melalui kegiatan konservasi. Selain itu, inisiatif ini juga dinilai membuka peluang pendapatan baru dari perdagangan carbon credit.
Baca Juga: Denyut Ekonomi Cikande Terpapar
Karbon biru sendiri merupakan karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir seperti mangrove, padang lamun, dan rawa payau—yang memiliki peran penting dalam penyerapan serta penyimpanan CO₂ dari atmosfer.
Yadi menuturkan bahwa strategi pengembangan kawasan industri ke depan akan difokuskan pada penerapan ekonomi sirkular, pemanfaatan energi terbarukan, serta integrasi proyek karbon biru dalam tata kelola kawasan.
Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam merealisasikan inisiatif karbon biru agar memberikan manfaat nyata bagi ekonomi dan masyarakat, sejalan dengan visi Asta Cita.
Selanjutnya: Investasi Energi Terbarukan di Indonesia Masih Tersendat Tarif yang Mahal
Menarik Dibaca: Promo Bakmi GM BGM Day 17–19 Oktober, Menu Mulai Rp 20.000-an Free Teh Botol
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News