kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.284   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.169   51,70   0,73%
  • KOMPAS100 1.044   9,54   0,92%
  • LQ45 801   5,73   0,72%
  • ISSI 232   2,11   0,92%
  • IDX30 416   1,55   0,37%
  • IDXHIDIV20 487   1,73   0,36%
  • IDX80 117   0,89   0,77%
  • IDXV30 120   0,15   0,13%
  • IDXQ30 134   0,30   0,23%

Indonesia-Singapura Sepakati Pembangunan Kawasan Industri Hijau Terintegrasi di Kepri


Selasa, 17 Juni 2025 / 08:30 WIB
Indonesia-Singapura Sepakati Pembangunan Kawasan Industri Hijau Terintegrasi di Kepri
ILUSTRASI. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (kanan) dan Menteri urusan Energi serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng (kiri) menandatangani memorandum kerja sama bidang energi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/6/2025). Indonesia dan Singapura menyepakati kerja sama strategis dalam pengembangan Kawasan Industri Hijau terintegrasi di Provinsi Kepulauan Riau.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Singapura menyepakati kerja sama strategis dalam pengembangan Kawasan Industri Hijau terintegrasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). 

Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone/SIZ) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura Tan See Leng, yang disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong di Singapura, Senin (16/6).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden Prabowo untuk membangun kemitraan energi bersih yang saling menguntungkan. 

"Kami telah meminta pemerintah Singapura agar serius mempertimbangkan pembangunan kawasan industri yang berfokus pada hilirisasi berbasis energi baru terbarukan," ujar Bahlil dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Indonesia Gandeng Singapura untuk Bangun Kawasan Industri Berkelanjutan di Riau

Kawasan industri tersebut dirancang dengan ekosistem energi bersih yang komprehensif. Pasokan listrik akan disuplai melalui perdagangan listrik lintas batas yang berbasis energi terbarukan. Untuk menjaga emisi tetap rendah, teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) juga akan diterapkan melalui MoU terpisah.

Bahlil menyebut, kesepakatan ini membuka peluang baru bagi pemanfaatan energi surya dan panas bumi di Indonesia. Teknologi CCS pun dinilai sebagai solusi bagi sektor industri yang sulit melakukan dekarbonisasi.

Lebih jauh, proyek ini diharapkan menjadi model pembangunan ekonomi rendah karbon yang dapat menciptakan ribuan lapangan kerja baru serta mendorong transfer teknologi tinggi ke Indonesia.

Ia menekankan bahwa hilirisasi menjadi elemen penting dalam kerja sama ini. Indonesia akan menjadi lokasi industri pembuatan komponen utama seperti panel surya dan kabel listrik. 

“Nilai tambahnya ada di Indonesia. Industri panel surya dan kabelnya akan dibangun di sini,” tegasnya.

Baca Juga: Penetapan OVNI di Kawasan Industri Ciptakan Iklim Investasi Kondusif

Bahlil optimistis proyek ini akan terealisasi dengan baik karena telah dirancang secara matang. Kawasan industri akan dibangun di Karimun dan Bintan, yang letaknya strategis karena berdekatan dengan Singapura.

"Total investasi awalnya mencapai sekitar US$ 10 miliar, dan para calon investornya pun sudah ada," ungkapnya.

Penandatanganan MoU ini merupakan puncak dari serangkaian diskusi teknis antara kedua negara dan merupakan bagian dari pertemuan bilateral tingkat tinggi, termasuk forum Leaders' Retreat, yang menegaskan prioritas Indonesia dalam mendorong investasi hijau.

Baca Juga: Wacana Relokasi Pabrik China ke Indonesia, Ini Kata Himpunan Kawasan Industri (HKI)

Sebagai informasi, sebelumnya pada Jumat (13/6), Bahlil dan Tan See Leng juga telah menandatangani tiga MoU di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta. Ketiganya meliputi:

1. MoU Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone),
2. MoU Interkoneksi dan Perdagangan Listrik Lintas Batas, serta Teknologi Energi Terbarukan dan Rendah Karbon,
3. MoU Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Lintas Batas.

Selanjutnya: IHSG Berpeluang Koreksi, Cek Rekomendasi Saham dari BNI Sekuritas, Selasa (17/6)

Menarik Dibaca: Morinaga Ajak Orang Tua Bangun Masa Depan Anak Lewat Pendampingan Sehari-hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×