kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Dapat 19%, Indonesia Masih Perlu 3 Langkah Lanjutan dalam Hadapi Tarif Trump


Kamis, 17 Juli 2025 / 16:04 WIB
Dapat 19%, Indonesia Masih Perlu 3 Langkah Lanjutan dalam Hadapi Tarif Trump
ILUSTRASI. Aktivitas pelayaran petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/7). Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan, pemerintahannya telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Indonesia. Kesepakatan tersebut menghasilkan komitmen berupa barang-barang dari Indonesia yang masuk ke AS akan dikenakan tarif sebesar 19%. Tarif ini jauh lebih rendah dari sebelumnya sebesar 32%. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sudah berhasil menurunkan tarif resiprokal atau tarif timbal balik Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19%, Indonesia dinilai masih perlu melakukan langkah mitigasi untuk melindungi pasar dalam negeri.

Asal tahu saja, sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyebut, penurunan persentase tarif diikuti oleh akses penuh AS terhadap pasar Indonesia. Dengan potensi lebih dari 280 juta jiwa.

"Kesepakatan penting ini membuka seluruh pasar Indonesia bagi Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam sejarah," ungkap Trump dalam unggahan melalui akun Truth Social, Kamis (17/07).

Terkait potensi masuknya AS ke pasar Indonesia secara bebas, menurut Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Ajib Hamdani, paling tidak ada 3 hal yang selanjutnya perlu dimitigasi dengan baik oleh pemerintah.

"Yang pertama, perlindungan pasar domestik, termasuk dengan penguatan trade remedies, anti dumping, safeguards, countervailing duties, terhadap potensi masuknya barang-barang pengganti dari China, Vietnam, dan anggota BRICS lainnya," ungkap dia kepada Kontan, Rabu (16/07).

Baca Juga: Kesepakatan Dagang RI-AS Berpotensi Bebani Neraca Dagang dan Pertumbuhan Ekonomi

Langkah kedua, Ajib bilang perlu adanya reformasi struktural dan biaya berusaha.

"Low cost economy perlu terus didorong dengan regulatory streamlining sektor logistik dan energi, insentif fiskal seperti relaksasi PPN bahan baku, serta pembiayaan murah untuk sektor-sektor strategis," tambahnya.

Dan yang ketiga, adalah langkah lanjutan terkait penguatan rantai pasok industri dalam negeri.

"Pemerintah perlu mendorong substitusi impor dan penguatan sektor hulu nasional, termasuk untuk komoditas logam, kimia dan pertanian," ungkapnya.

Baca Juga: Tarif AS untuk RI Lebih Rendah dari Vietnam, Indonesia Berpeluang Rebut Pasar Ekspor

Selain dengan AS, Indonesia yang saat ini juga tengah perjuang dalam perundingan IEU-CEPA, menurut Ajib menunjukan bahwa Indonesia tengah berada dalam dinamika negosiasi yang cukup kuat.

"Jalur negosiasi diplomatik harus terus didorong, dengan mengedepankan prinsip-prinsip stability, adaptability dan competitiveness, untuk menjaga keberlanjutan ekonomi dan industri nasional di tengah situasi global yang semakin proteksionis dan tidak pasti," jelasnya.

Sebelumnya, dalam catatan Kontan, setelah mendapatkan penurunan tarif 19%, Indonesia menurut pernyataan Trump akan mengimpor sejumlah komoditas dari negara Paman Sam tersebut, dengan tujuan menyeimbangkan neraca perdagangan.

Komoditas yang dibidik adalah impor di sektor energi seperti impor Crude Oil (Minyak Mentah), LPG hingga BBM senilai US$ 15 Miliar, lalu impor komoditas pertanian senilai US$ 4,5 miliar dan pesawat terbang produksi AS, yaitu Boeing, yang disebut Trump mencapai 50 unit. 

Baca Juga: Penurunan Tarif Impor AS Jadi 19% Dinilai Belum Jadi Kemenangan Diplomatik RI

Selanjutnya: Kementerian PKP Sebut Hingga Kini Proyek Baru Program 3 Juta Rumah Belum Dimulai

Menarik Dibaca: Apa Saja Makanan yang Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi? Ini 14 Daftarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×