kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.481.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 15.669   16,00   0,10%
  • IDX 7.526   21,62   0,29%
  • KOMPAS100 1.170   4,43   0,38%
  • LQ45 934   6,66   0,72%
  • ISSI 226   -0,68   -0,30%
  • IDX30 481   3,27   0,69%
  • IDXHIDIV20 579   5,06   0,88%
  • IDX80 133   0,35   0,26%
  • IDXV30 141   -1,11   -0,78%
  • IDXQ30 161   0,77   0,48%

Demi tiga industri andalan, pemerintah bakal genjot investasi di sektor komponen mesin


Rabu, 14 Desember 2011 / 10:37 WIB
Demi tiga industri andalan, pemerintah bakal genjot investasi di sektor komponen mesin
ILUSTRASI. The United States blacklisted two Iranian foundations controlled by Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei, and their subsidies.


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah menetapkan tiga sektor industri, yakni alat angkut, telematika dan agro menjadi industri andalan pada 2025. Hal ini tercantum Peraturan Presiden (Perpres) No 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

Industri alat angkut meliputi otomotif, perkapalan, kedirgantaraan, dan perkeretaapian. Industri telematika berupa industri perangkat (device), infrastruktur (jaringan), dan aplikasi (content). Sementara industri agro mencakup pengolahan kelapa sawit, hasil laut, karet, kayu, tembakau, kakao, buah, kelapa, kopi, serta pulp/kertas.

Untuk merealisasikan target itu, pemerintah bakal menggenjot investasi di sektor komponen mesin. Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Agus Tjahajana, bilang, ketiga sektor industri itu memang harus disokong suplai barang modal berupa mesin-mesin.

Selain menyokong tiga pilar industri andalan, barang modal dibutuhkan untuk menyuplai mesin pada sektor industri petrokimia, semen, baja, tekstil/produk tekstil, sepatu, dan elektronik.

Untuk menghasilkan barang modal, Indonesia membutuhkan industri komponen yang mapan supaya kebutuhan komponen tidak terus-menerus disuplai dari luar negeri.

Apabila industri komponen yang menyuplai produsen barang modal itu sanggup tumbuh mapan nantinya bakal berdampak pada perkembangan industri berbasis logam seperti baja, tembaga, dan aluminium pada hilirisasi. "Kebijakan ini memungkinkan pengembangan industri secara terintegrasi," ucapnya, Selasa (13/12).

Apabila hal itu sudah terjadi secara runut maka produsen dan konsumen industri bisa mengantongi fasilitas insentif dari pemerintah. Fasilitas itu berupa insentif fiskal, nonfiskal, dan kemudahan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pemberian fasilitas itu ditinjau setiap dua tahun atau waktu tertentu tergantung kondisi.

Industri prioritas tinggi, pionir (baru), serta industri yang dibangun di daerah terpencil/tertinggal/perbatasan/daerah lain yang dianggap perlu juga berpotensi mendapat fasilitas dari pemerintah.

Selain itu, pemerintah pun memiliki kualifikasi bagi industri yang menjaga kelestarian lingkungan hidup, kerjasama dengan usaha mikro/kecil/menengah/koperasi, atau menyerap banyak tenaga kerja untuk bisa mendapat insentif dari pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×