kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.351.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.747   21,00   0,13%
  • IDX 8.417   46,45   0,55%
  • KOMPAS100 1.166   6,42   0,55%
  • LQ45 850   5,80   0,69%
  • ISSI 294   1,08   0,37%
  • IDX30 445   1,55   0,35%
  • IDXHIDIV20 514   5,58   1,10%
  • IDX80 131   0,59   0,45%
  • IDXV30 137   0,45   0,33%
  • IDXQ30 142   1,41   1,00%

Dominasi Batubara Belum Tergoyahkan, Kapasitas Listrik RI Tembus 107 GW


Senin, 17 November 2025 / 20:37 WIB
Dominasi Batubara Belum Tergoyahkan, Kapasitas Listrik RI Tembus 107 GW
ILUSTRASI. Bongkar muat batubara untuk kebutuhan PLTU


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan kapasitas pembangkit listrik terpasang nasional mencapai 107 gigawatt (GW) per Oktober 2025.

Dari jumlah tersebut, kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) tercatat 15,47 GW atau 14,4% dari total.

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Tri, menjelaskan komposisi pembangkit EBT masih didominasi tenaga air sebesar 7,1%, biomassa 3%, panas bumi 2,6%, surya 1,3%, bayu 0,1%, serta sumber terbarukan lainnya sekitar 0,3%.

Baca Juga: DPR Desak Pemerintah Percepat Penetapan Harga Patokan Timah, Ini Alasannya

Meski terus bertambah, kontribusi EBT belum mampu menggeser dominasi pembangkit konvensional, terutama PLTU batubara.

“Hingga Oktober 2025, produksi listrik PLN dan Independent Power Producer (IPP) mencapai 290 TWh. Dari total tersebut, 193,22 TWh atau 66,52% masih bersumber dari batubara,” ujar Tri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama PLN dan DPR di Senayan, Jakarta, Senin (17/11/2025).

Produksi listrik dari gas tercatat 47,46 TWh (16,34%), EBT sebesar 37,48 TWh (12,9%), dan BBM+BBN mencapai 12,3 TWh (4,23%).

Pemerintah memproyeksikan produksi listrik tahun ini tembus 354 TWh atau naik 4,42% dibanding realisasi 2024 yang sebesar 339 TWh.

Porsi batubara diperkirakan tetap mendominasi dengan kontribusi 235,32 TWh atau 66,54%.

Tri menegaskan PLTU batubara masih dibutuhkan untuk menopang beban dasar (base load) sistem kelistrikan nasional karena beroperasi penuh 24 jam.

Sepanjang 2025, terdapat tambahan kapasitas PLTU sebesar 6,3 GW yang berasal dari proyek eksisting sebanyak 3,2 GW telah beroperasi komersial, sementara 3,1 GW lainnya masih dalam tahap konstruksi.

Meski produksi listrik dari EBT meningkat, capaian bauran energi terbarukan masih jauh dari target 17%–20% pada tahun ini.

Baca Juga: Penjualan BBM Pertamina Patra Niaga Tembus 87 Juta KL per Oktober 2025

Revisi Perpres 112/2022 Jadi Sorotan

Di sisi lain, pemerintah tengah menyiapkan revisi Perpres 112/2022 tentang percepatan pengembangan EBT.

Rencana ini menjadi sorotan publik karena draf yang beredar dinilai membuka peluang pembangunan PLTU baru.

Namun pemerintah menegaskan revisi tersebut disusun untuk menjaga keandalan sistem listrik, bukan melonggarkan pembangunan PLTU.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menegaskan revisi tetap diarahkan untuk memperluas pemanfaatan energi bersih.

“Sesuai RUPTL PLN, tidak ada pelonggaran pembangunan PLTU baru. Yang sudah masuk perencanaan tetap berjalan. PLTU beremisi tinggi justru sedang disusun rencana penghentian dini (early retirement),” kata Yuliot kepada Kontan.co.id, Minggu (16/11).

Baca Juga: Penjualan BBM Pertamina Patra Niaga Tembus 87 Juta KL per Oktober 2025




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×