kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh, hampir 30.000 babi di Sumut terjangkit penyakit demam Babi Afrika


Rabu, 18 Desember 2019 / 21:40 WIB
Duh, hampir 30.000 babi di Sumut terjangkit penyakit demam Babi Afrika
ILUSTRASI. Hampir 30.000 babi di Sumut terjangkit penyakit demam Babi Afrika. REUTERS/Paul Yeung/File Photo


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyatakan adanya wabah penyakit demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF) di 16 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan data Kementan per 15 Desember 2019, hampir 30.000 babi di sumut mati karena wabah ini.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan, tidak seluruh wilayah di Indonesia terjangkit penyakit ini. Menurutnya, pihaknya pun serius dalam menangani kasus ini.

"Penyakit ASF ini hanya di kabupaten tertentu di Sumut dan sudah dalam penanganan yang sangat serius," tutur Syahrul, Rabu (18/12).

Baca Juga: Daging babi dorong laju inflasi China hingga 4,5%, tercepat sejak Januari 2012

Mengingat penyakit ASF ini belum memiliki obat atau vaksin, Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengatakan babi yang sudah terjangkit akan diisolasi, dibiarkan mati, atau dimusnahkan oleh pemilik.

Dia mengaku, sulit untuk melakukan program culling atau pemusnahan secara massal karena berbagai kendala.

"Kalau di negara lain dihabiskan semua, seperti di Vietnam dan China. Kita tidak bisa melakukan hal itu karena untuk membunuh sekian banyak ada aspek kesejahteraan hewan, perlu tenaga, biaya sebagainya. Sehingga kita serahkan kepada peternak, kalau mau dimatikan sendiri silakan. Kalau mereka mau manfaatkan 1-2 ekor silakan, yang penting biosecutiry dijaga, jangan ditempatkan dimana-mana," terang Fadjar.

Menurut Fadjar, selama biosecurity di wilayah tersebut terjaga, maka penyakit ini tidak akan menyebar. Namun, untuk memastikan penyakit ASF ini tidak menyebar ke wilayah lain, Kementan pun sudah menempatkan posko-posko jaga di 16 kabupaten/kota yang terjangkit untuk menjaga supaya babi yang terkena ASF tidak dibawa ke luar wilayah yang terinfeksi juga tidak diperdagangkan dan lainnya.

Baca Juga: China menghapus tarif impor kedelai dan daging babi AS

Fadjar belum bisa memastikan berapa besar nilai kerugian akibat penyakit ini. Menurutnya, nilai kerugian yang dialami peternak bisa sekitar Rp 2 juga hingga Rp 3 juta per ekor babi.

Sementara itu, berdasarkan Keputusan Menyeri Pertanian Nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tentnag Pernyataan Wabah Penyakit Demam Babi Afrika (African Swina Fever) Pada Beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, 16 Kabupaten/Kota di Sumut yang dinyatakan terkena wabah penyakit ASF adalah Kabupaten Dairi, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Deli Serdang.

Selanjutnya, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Berdagai, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Samoosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Langkat, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar seta Kota Medan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×