Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kebijakan pemerintah melarang ekspor hasil tambang yang belum diolah memang mengganggu bisnis PT Mitra Investindo Tbk. Beruntung, perusahaan ini cepat memutuskan untuk tidak hanya mengandalkan bisnis batu granit, namun mulai ekspansi ke bisnis migas dengan mengakuisisi ladang minyak pada pertengahan tahun ini.
Hasilnya mulai terasa pada kuartal III 2014. Pada periode ini perusahaan dengan kode saham MITI di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mulai membukukan hasil jualan minyak sebesar Rp 5,65 miliar. Meski masih kecil, manajemen MITI optimistis porsi penghasilan dari migas ke depan akan mengalir deras.
"Sampai Desember nanti, kami menargetkan bisa mempertahankan produksi minyak seperti tahun lalu yakni 72.667 barel, kami harapkan tahun 2015 akan ada peningkatan dengan penambahan dari 4 sumur produksi," kata Diah Pertiwi Ghandi, Direktur Mitra Investindo, kepada KONTAN, Rabu (5/11).
MITI mulai masuk bisnis migas pada Juli 2014 lalu, dengan mengakuisisi Goldwater LS Pte Ltd senilai Rp 156,3 miliar. Goldwater merupakan induk usaha IBN Oil Holdico Ltd yang memiliki 100% participating interest di Blok Linda Sele. Lapangan ini sudah menghasilkan minyak mentah sebanyak 72.667 barel per tahun.
Granit dalam negeri
Selama ini MITI memang mengandalkan bisnis batu granit terutama ke pasar luar negeri. Sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1/2014, batasan minimum batu granit yang boleh diekspor yaitu telah melalui proses pengolahan berupa pemilahan ukuran dan pemotongan yang berfungsi untuk batu hias, ubin, dan balok.
Sementara produksi granit Mitra Investindo umumnya berbentuk split atau belahan batuan yang ditujukan untuk penggunaan bahan baku infrastruktur seperti jalan dan jembatan. Akibatnya, ekspor granit MITI menjadi terhenti sama sekali.
Dampak dari kebijakan tersebut, manajemen MITI memperkirakan tahun ini tak akan mampu mencapai target produksi sebanyak 1,5 juta ton. Dalam prediksi manajemen, hingga pengujung tahun ini produksi granit MITI hanya sekitar 1,2 juta-1,3 juta ton.
Selama ini, penghasilan MITI dari ekspor batu granit lumayan besar. Rata-rata pertahun bisa mencapai 500.000 ton. Karena cuma mengandalkan penjualan dalam negeri, produksi batu granit sepanjang periode Januari hingga September 2014 pun mengalami penurunan 5,6% menjadi 888.772 ton, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 944.873 ton.
"Penurunan produksi juga disebabkan adanya kerusakan mesin pabrik pada semester I lalu. Untung sekarang sudah berjalan normal," kata Diah.
Sampai kuartal-III 2014, MITI Mencatat pendapatan MITI Rp 114 miliar atau naik 12% ketimbang periode yang sama 2013 sebesar Rp 101,8 miliar. Sedangkan laba bersih anjlok 93% menjadi cuma Rp 1,36 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News