kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor udang diproyeksi turun di kuartal II


Senin, 21 Juli 2014 / 18:42 WIB
Ekspor udang diproyeksi turun di kuartal II
Suasana aktifitas bongkar muat di Makassar New Port (MNP), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/1/2023). Indonesia Menikmati Surplus Neraca Perdagangan Selama 33 Bulan Berturut-turut.


Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kuartal II, ekspor udang diperkirakan melandai. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan kuartal II hanya sekitar 33.000 ton, lebih rendah 20,5% dibandingkan kuartal I.

Pemicunya antara lain penurunan harga di bulan Mei-Juni. Selain itu, stok udang di Indonesia banyak, sehingga semua cold storage cukup penuh di bulan-bulan ini.

Saut P Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP mengatakan, menjelang Lebaran, banyak petambak panen juga cukup banyak yang panen bertahap (partial harvest). "Bagi tambak yang menanam benur pada pertengahan Agustus, disarankan panen bertahap sampai dengan November," kata Saut, Senin (21/7).

Sekadar informasi, target ekspor udang tahun ini sebanyak 200.000 ton, atau naik 25% dibandingkan tahun 2013 lalu yang hanya 160.000 ton. Kenaikan ekspor udang tersebut tidak lain dikarenakan produksi udang lokal yang meningkat, ditambah lagi dengan permintaan udang dunia yang membaik.

Kondisi usaha pertambakan dan perikanan secara umum jauh lebih baik di Indonesia dibandingkan di negara produsen lain. Misalnya kasus serius soal ketenagakerjaan di Thailand, isu sosial sampai pembakaran pabrik di Vietnam, dan juga masalah penyakit udang di Vietnam, Thailand dan Tiongkok.

Tentu di Indonesia juga ada tantangan bagi dunia usaha seperti naiknya tarif listrik, kurangnya dukungan perbankan menyediakan permodalan atau kredit usaha. Namun ini biasalah terjadi tiap tahun dan ini kejadian di semua negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×