kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ericsson prediksi bisnis 5G masuk Indonesia 2021


Senin, 18 Desember 2017 / 20:24 WIB
Ericsson prediksi bisnis 5G masuk Indonesia 2021


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jaringan internet yang cepat tak hanya menguntungkan bagi konsumen. Tapi juga operator. Berdasarkan analisis Ericsson teknologi 5G memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan tambahan sebesar 30% atau US$ 6 miliar untuk operator Indonesia di 2026.

Oleh karena itu, operator di Indonesia dan pemerintah sekarang harus bersiap untuk menggunakan potensi 5G untuk kepentingan dan perusahaan Indonesia.

"Kami sudah punya portfolio produk 5G ready network dan siap untuk membantu operator Indonesia migrasi dari 4G menjadi 5G," kata Ronni, Vice President of Network Solution Ericsson Indonesia, Senin (18/12).

Hanya saja, investasi untuk 5G ini belum dibeberkan nilainya. Hanya saja diprediksi oleh Ronny teknologi 5G akan masuk di Indonesia pada tahun 2021. Dari data Ericsson, Indonesia adalah negara dengan jumlah tambahan pelanggan seluler tertinggi kedua di dunia dengan tambahan pelanggan seluler bersih sebesar 7 juta pada kuartal ketiga.

"Yang pasti kelebihan 5G akan menambah kecepatan di samping juga akan membuat masyarakat membutuhkan paket data yang makin besar nantinya," katanya.

Ericsson memprediksi akan ada 1 miliar langganan 5G untuk peningkatan mobile broadband pada 2023. Dengan harapan untuk diluncurkan pertama kali di daerah kota padat 5G akan mencakup 20% populasi dunia di akhir 2023.

Jaringan komersial pertama yang berbasis pada 5G New Radio (NR) diharapkan dapat diluncurkan pada 2019 dengan peluncuran massif pada 2020. Penyebaran awal 5G diperkirakan akan terjadi di beberapa pasar termasuk Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang dan China.

Menurutnya saat ini bisnis utama dari Ericsson saat in lebih ke arah layanan mobile broadband ke provider jaringan di Indonesia. Seperti XL, Telkomsel maupun Indosat.

Selain itu pihaknya juga membangun ekosistem internet of things (iot) yang saat ini juga jadi tren. "IoT ini supaya memberikan additional value added untuk operator," jelasnya.

Saat ini bisnis Ericsson di Indonesia pesaing terbilang minim. Menurutnya saat ini ada dua vendor China salah satunya Huawei yang menjadi kompetitor.

Di samping pemain lama seperti Nokia. Setelah berbisnis 110 tahun, Ericsson menurutnya terus cari cara untuk bisa bersaing. "Kami tentu akan bangun trust ke customer dan juga pemerintah. Serta menaikkan nilai tambah kami ke pelanggan," jelasnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×