kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ESDM bakal evaluasi kebijakan keringanan tarif listrik yang berlaku saat ini


Senin, 04 Mei 2020 / 17:21 WIB
ESDM bakal evaluasi kebijakan keringanan tarif listrik yang berlaku saat ini
ILUSTRASI. Kebijakan keringanan tarif listrik akan dievaluasi pemerintah


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan akan terus melakukan evaluasi terhadap kebijakan keringanan tarif listrik yang diberlakukan di tengah periode pandemi virus corona.

Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan diskon tarif 100% untuk pelanggan rumah tangga golongan 450 VA dan 50% untuk pelanggan rumah tangga 900 VA tidak mampu atau bersubsidi selama bulan April hingga Juni.

Di samping itu, mulai Mei sampai Oktober nanti pelanggan bisnis dan industri kecil golongan tarif 450 VA dikenakan tarif listrik gratis.

Baca Juga: Akumindo: Kebijakan listrik gratis bagi bisnis dan industri kecil tidak tepat sasaran

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, pemerintah akan terus memonitor dan mengevaluasi setiap kebijakan keringanan tarif listrik yang ada berdasarkan perkembangan wabah virus corona di Indonesia. Hal tersebut penting dilakukan sebelum memutuskan apakah kebijakan yang ada perlu dilanjutkan ataupun diperluas.

“Kami perlu lihat seberapa lama dampak Covid-19 berlangsung. Perkiraan awal bulan Juni. Lalu, apa jadinya kalau lewat dari bulan Juni. Ini perlu dipikirkan,” ungkap dia dalam Rapat Dengar Pendapat Virtual dengan DPR RI, Senin (4/5).

Pemerintah juga terus mengupayakan mencari keseimbangan sumber pendanaan untuk memenuhi kebutuhan subsidi tarif listrik kepada berbagai pelanggan selama wabah virus corona.

Selain itu, pemerintah juga berusaha mengurangi biaya-biaya produksi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) agar perusahaan tersebut bisa bertahan saat menjalankan program subsidi tarif listrik.

Usaha tersebut misalnya, konversi pemakaian diesel menjadi gas bumi pada pembangkit-pembangkit listrik PLN serta penurunan harga gas bumi untuk PLN menjadi US$ 6 per MMBtu.

Baca Juga: Masyarakat keluhkan tagihan listrik melonjak, Ombudsman kritik keras PLN

Arifin turut menambahkan, terlepas dari kebijakan keringanan tarif listrik yang berlaku saat ini, pada dasarnya tarif listrik rata-rata di Indonesia masih tergolong murah. “Semua golongan tarif listrik harganya di bawah Rp 1.600 per kWh,” kata dia.

Sebagai contoh, dalam data Kementerian ESDM per Maret 2020, tarif listrik rata-rata pelanggan R1 golongan 1.300 VA ditetapkan sebesar Rp 1.466,56 per kWh. Kemudian, pelanggan R1 Mampu (M) 900 VA tarif listrik rata-ratanya sebesar Rp 1.350,74 per kWh, pelanggan R1 900 VA sebesar Rp 539,31 per kWh, dan pelanggan R1 450 VA sebesar Rp 310,95 per kWh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×