kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.322   -108,00   -0,66%
  • IDX 7.164   21,49   0,30%
  • KOMPAS100 1.043   2,63   0,25%
  • LQ45 814   1,87   0,23%
  • ISSI 224   0,84   0,38%
  • IDX30 425   1,45   0,34%
  • IDXHIDIV20 505   1,44   0,29%
  • IDX80 117   0,20   0,17%
  • IDXV30 119   0,02   0,01%
  • IDXQ30 139   0,15   0,11%

ESDM lelang 27 proyek PLTP


Kamis, 30 Juli 2015 / 17:55 WIB
ESDM lelang 27 proyek PLTP


Reporter: Bunga Claudya | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membuka lelang 27 proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP). Pelelangan dilakukan secara bertahap. Tahun ini dibuka lelang pengelolaan hanya untuk 5 Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengatakan, 27 WKP tersebut akan berkapasitas total sekitar 1.535 Megawatt. Total investasi untuk 27 WKP mencapai US$ 6.140 juta.

Pelelangannya akan dilakukan secara bertahap. Hal tersebut dikarenakan ada kekhawatiran pemerintah bila pengelola pecah konsentrasi dalam mengoperasikan beberapa PLTP sekaligus.

Sebab, pilihan operator proyek PLTP memang terbatas. Hanya berkisar di beberapa perusahaan, seperti PT Chevron Geothermal Indonesia, PT Pertamina Geothermal Energy, PT Star Energy, dan lainnya. Sehingga dikhawatirkan pengelola tak maksimal mengelola tiap-tiap WKP yang dipegangnya.

“Ada 27 WKP. Tidak mungkin semua dilelang tahun ini. Bisa jadi dia-dia lagi yang menang. Kita jadi worry,” ujar Rida.

Dari 27 proyek PLTP, 5 proyek yang akan dilelang tahun ini direncanakan berkapasitas sekitar 460 MW. Terdiri dari Way Ratai, Gunung Lawu, Kepahiang, Danau Ranau, dan Marana. Way Ratai rencananya akan dibangun dengan kapasitas 55 MW. Sedangkan Gunung Lawu berkapasitas 165 MW, Danau Ranau dengan kapasitas 110 MW, Marana berkapasitas 20 MW dan Kepahiang rencananya berkapasitas 110 MW.

Rida mengatakan, Kepahiang rencana pelelangannya akan ditunda seiring temuan kemungkinan adanya dua WKP di wilayah yang sama yakni Kepahiang dan Lawang yang posisinya cukup berdekatan yakni sekitar 6 kilometer.

Direktur Panas Bumi, Yunus Saefulhak menambahkan, pihaknya masih menunda lelang Kepahiang karena kebutuhan waktu survei dan mencari tambahan data.

“Dipertimbangkan untuk diganti dulu. Kalau dibiarkan dipegang masing-masing satu, nantinya jadi tidak terjaga dengan baik. Konsep renewable-nya malah rusak . Apabila terbukti satu sistem (Kepahiang dan Lawang), perlu ditunda dan nantinya baru dilelang untuk satu investor,” ujarnya.

Lelang WKP ini disiapkan pelaksanaannya pada bulan Agustus 2015.

Naikkan tarif jual

Untuk menarik investor, rencananya pemerintah akan memberikan kenaikan harga jual sebagai kompensasi. Pasalnya saat ini biaya pengeboran sumur panas bumi sudah meningkat. Di mana biaya pengeboran sumur bisa mencapai US$ 10 juta per sumur.

Rida menyebut, saat ini yang tarif jual listrik PLTP US$11 sen per Kwh. “Sekarang harga pengeboran sumur panas bumi sudah sampai 10 juta, biasanya hanya 3-4 juta. Makanya pemerintah akan kasih kompensasi,” ujar Rida.

Tahun depan, pemerintah juga berencana akan melakukan lagi lelang 8 WKP panas bumi. Penentuan WKP mana yang akan dilelang akan didasarkan pada proses analisis hirarki yang berisi berbagai poin pertimbangan. Di antaranya perihal kesiapan daerah, sosialisasi daerah, kedalaman data, dan demand atau permintaan.

Berikut data Dirjen EBTKE tentang nama-nama beserta rencana kapasitas WKP persiapan lelang:

1. Bonjol (60MW)
2. Gn. Talang – Bukit Kili (20MW)
3. Way Ratai (55 MW)
4. Gunung Endut (40 MW)
5. Candi Umbul Telomoyo (55 MW)
6. Gunung Wilis (20 MW)
7. gunung Arjuno Welirang (110 MW)
8. Gunung Pandan (10 MW)
9. Gunung Gede Pangrangon (55 MW)
10. Songgonti (20 MW)
11. Gunung Lawu (165 MW)
12. Sipoholon Ria-Ria (20 MW)
13. Kepahiang (110 MW)
14. Simbolon Samosir (110 MW)
15. Danau Ranau (110 MW)
16. Graho Nyambu (110 MW)
17. Suwawa (20 MW)
18. Sembalun (20 MW)
19. Oka-Ile Ange (10 MW)
20. Marana (20 MW)
21. Bora Pulu (40 MW)
22. Gn. Hamiding (10 MW)
23. Telaga Ranu (10 MW)
24. Songa Wayaua (5 MW)
25. Gn. Geureudong (110 MW)
26. Gn. Galunggung (110 MW)
27. Gn. Ciremai (110 MW)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×