Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ExxonMobil Cepu Ltd berhasil mencatatkan produksi minyak tahunan sebesar 218.000 Bopd di lapangan Banyu Urip pada tahun lalu. Jumlah ini setara dengan 29% dari produksi minyak secara nasional.
Presiden Direktur ExxonMobil Cepu Louise McKenzie mengatakan, produksi minyak Banyu Urip tahun lalu sudah memenuhi angka cadangan terproduksi sesuai Plan of Development (POD) yakni 357 juta barel. Ia pun mengaku, cadangan terproduksi dari Banyu Urip sudah diperbarui dan bisa mencapai 940 juta barel.
Namun, ia tidak menyebut jangka waktu eksplorasi yang bisa dilakukan oleh ExxonMobil Cepu Ltd jika mengacu pada data cadangan terproduksi tersebut.
Baca Juga: Pertamina EP-Cepu bidik laba bersih US$ 852 juta di tahun 2020
ExxonMobil Cepu pun berharap dapat meningkatkan sekaligus mempertahankan produksi minyak di lapangan Banyu Urip di kisaran 220.000 Bopd di tahun 2020. Ini mengingat status ExxonMobil Cepu sebagai salah satu tumpuan utama produksi minyak di Indonesia.
"Kami berusaha menciptakan manajemen reservoir yang prudent untuk memastikan produksi tetap terjaga," kata McKenzie, Senin (20/1).
Di samping itu, ExxonMobil Cepu juga akan mengandalkan produksi minyak dari lapangan Kedung Keris yang baru beroperasi jelang akhir tahun kemarin.
Lapangan Kedung Keris memiliki kemampuan untuk produksi sebanyak 5.000 Bopd. "Produksi Kedung Keris tidak banyak karena hanya ada satu sumur yang beroperasi," ujarnya.
Baca Juga: Pertamina EP-Cepu anggarkan US$ 591 juta untuk Jambaran Tiung Biru di tahun depan
Kendati demikian, ExxonMobil Cepu patut waspada. Sebab, potensi produksi minyak sebanyak 220.000 Bopd di Lapangan Banyu Urip hanya akan bertahan sampai 2021 mendatang. Setelah itu, produksi akan turun perlahan sebagai faktor alamiah.
Sebenarnya, produksi minyak Banyu Urip masih bisa ditingkatkan. Namun, ExxonMobil Cepu terkendala izin Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
Perusahaan pun sudah mengajukan izin Amdal terbaru supaya produksi minyak di lapangan Banyu Urip bisa meningkat sekitar 270.000--300.000 Bopd.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan SKK Migas untuk proses perizinan Amdal," ucap McKenzie tanpa menyebut target penyelesaian Amdal tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News