kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.164   116,00   0,71%
  • IDX 7.216   -16,49   -0,23%
  • KOMPAS100 1.066   1,18   0,11%
  • LQ45 842   -1,96   -0,23%
  • ISSI 215   0,77   0,36%
  • IDX30 433   -1,07   -0,25%
  • IDXHIDIV20 518   -0,36   -0,07%
  • IDX80 122   0,04   0,04%
  • IDXV30 124   0,15   0,12%
  • IDXQ30 142   -0,18   -0,12%

Fast Food pasang kuda-kuda hadapi kelesuan bisnis


Selasa, 09 Juni 2015 / 11:41 WIB
Fast Food pasang kuda-kuda hadapi kelesuan bisnis
ILUSTRASI. PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) kembali raih 5 kontrak baru senilai Rp 4 Triliun. KONTAN/Baihaki/8/6/2023


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Imbas daya beli yang lemah tahun ini juga sampai ke bisnis restoran. PT Fast Food Indonesia Tbk, pemegang hak waralaba restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC), memproyeksikan kinerja sepanjang tahun ini cenderung stagnan.

Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk Justinus Dalimin Juwono menyatakan, target maksimal pertumbuhan pendapatan Fast Food tahun ini 10%. Jika tahun lalu Fast Food membukukan pendapatan sebesar Rp 4,21 triliun, berarti target pendapatan tahun ini sekitar Rp 4,63 triliun.

Dengan gambaran seperti itu, Fast Food memprediksikan labanya stagnan atau sama dengan tahun lalu. Bahkan, "Kelihatannya sedikit turun," ujar Justinus usai rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar di Jakarta, Senin (8/6).

Sebagai catatan, tahun 2014 Fast Food meraih laba tahun berjalan sebesar Rp 152,05 miliar tahun lalu. Catatan laba itu merosot  2,71% dari capaian laba tahun 2013 yang sebesar Rp 156,29 miliar.

Selain karena faktor daya beli yang lesu, manajemen Fast Food menuding lonjakan biaya bahan baku sebagai penyebab proyeksi kinerjanya tahun ini tidak menggembirakan. Hal itu berimbas pada kenaikan beban pokok penjualan dan pada akhirnya menggerus torehan laba.

Fast Food menyiapkan sejumlah langkah untuk menyiasati prospek bisnis yang lesu sepanjang tahun ini. Pertama, mengganti sebagian bahan baku impor dengan bahan baku lokal. "Memang tidak bisa lokal 100% karena kami masih harus mengimpor bumbu," terang Justinus.

Maklum, sebagai pewaralaba KFC, Fast Food tetap terikat kontrak dengan sang franchisor restoran cepat saji dari Kentucky, Amerika Serikat. Beberapa resep makanannya harus mengacu standar KFC di Amerika Serikat.

Kedua, menaikkan harga jual produk. Asal tahu saja, harga sejumlah produk racikan KFC naik 3%-5% saban tahun. Sayangnya, Justinus belum bisa memastikan kenaikan harga tahun ini.

Strategi ketiga, menambah gerai baru. Fast Food menyiapkan dana belanja modal sebesar Rp 350 miliar untuk mendanai ekspansi itu.

Sampai dengan kuartal I-2015, Fast Food sudah merealisasikan penambahan 15 gerai baru KFC. Dus, hingga triwulan pertama tahun ini, ada 502 unit gerai KFC. Target perusahaan ini adalah membuka sekitar 40 gerai KFC baru sepanjang tahun ini.

Agenda penambahan jumlah gerai baru tersebut belum termasuk rencana membuka lima unit gerai KFC Box.  Ini adalah jenis  gerai penjualan KFC yang berukuran lebih kecil dari gerai reguler.

Sebagai gambaran,  tanpa menghitung lahan, investasi per gerai KFC sekitar Rp 4 miliar. Sedangkan pembangunan satu unit KFC Box membutuhkan Rp 2 miliar. Sejak membuka gerai KFC Box tahun lalu, Fast Food baru memiliki tiga gerai.

Selain menggeber tiga strategi itu, Fast Food berharap kinerjanya tahun ini mendapat dukungan positif dari momen ramadan. Hitungan mereka, rata-rata penjualan di momen ramadan naik 10%-15% ketimbang bulan biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×