Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan tambang bawah tanah terbaru milik Freeport Indonesia (PTFI) yakni Kucing Liar di Grasberg Papua dinilai membutuhkan capital expenditure (capex) sebesar US$ 500 juta per tahun.
Angka ini diungkap langsung oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, dalam rapat dengar pendapat dengan DPR, Kamis (13/03).
"Pembangunan Kucing Liar akan membutuhkan capex sekitar US$ 500 juta pertahun. Ini untuk tujuh sampai delapan tahun kedepan," ungkap Tony.
Kucing Liar, nantinya akan menjadi tambang ke empat yang dioperasikan di kawasan Grasberg Papua PTFI setelah Grasberg Block Cave, Deep Mill Level Zone (DMLZ), dan Big Gossan.
Baca Juga: Total Perbaikan Smelter Freeport yang Terbakar Capai Rp 2,13 Triliun
Tony menambahkan, produksi Kucing Liar nantinya akan menggantikan produksi dari DMLZ yang mengalami penurunan.
"Jadi nantinya, Kucing Liar akan menggantikan DMLZ sehingga produksi bijih kami akan tetap stabil. Diharapkan 240 ribu ton bijih per hari," tambahnya.
Adapun, Kucing Liar ditargetkan bisa mulai berproduksi di tahun 2027 dengan potensi tambang 7 miliar ton tembaga dan 6 juta ozs emas per tahun hingga tahun 2041.
Saat ini Freeport Indonesia mengandalkan tiga tambang yang dimiliki yakni, pertama yaitu Grasberg Block Cave, PTFI menghasilkan sekitar 140 ribu ton bijih sehari. Lalu tambang Deep Mill Level Zone (DMLZ) sekitar 70.000 ton bijih sehari dan Big Gossan sebesar 7.000 ton perhari dengan kadar yang lebih tinggi.
Selanjutnya: Panglima TNI Pastikan Revisi UU TNI Tak Mengubah Prinsip Supremasi Sipil
Menarik Dibaca: Promo Marugame Udon Bukber Spesial Tiap Senin-Jumat, Rp 109.000-an Dapat 2 Udon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News