Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. PT PLN (Persero) menggandeng perusahaan asal Jepang, Nippon Koei, Ltd untuk pembangunan proyek pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3. Pembangkit dengan kapasitas 2x87 Mega Watt (MW) ini akan dibangun di kabupaten Asahan dan Tobasa Sumatra Utara.
Dalam kerjasama tersebut, Nippon Koei juga menggandeng lima konsultan dalam negeri; yaitu PT Connusa Energindo, PT Kwarsa Hexagon, PT Arkonin Engineering Manggala Pratama, PT Tata Guna Patria dan PT Jaya CM.
"Penandatanganan contract agreement ini merupakan bukti kesungguhan dan wujud nyata dari komitmen PLN untuk segera membangun PLTA Asahan 3 demi kepentingan masyarakat Sumatra Utara,” kata Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, Rabu (9/6).
Agar proyek ini menggelinding dengan mulus, PLN minta dukungan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatra Utara. Apalagi, proyek ini berjalan dengan jaminan pinjaman dari investor. Dus, mau tak mau harus ada upaya percepatan pembangunan pembangkit.
Dahlan mengaku, PLN sudah menghabiskan dana sekitar Rp 100 miliar untuk membiayai studi kelayakan, pembuatan detail desain dan pembuatan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
“Kehadiran PLTA Asahan 3 memiliki peran yang strategis dalam mendukung ketersediaan pasokan listrik bagi masyarakat Sumatera Utara mengingat pertumbuhan ekonomi dan konsumsi listrik di Sumatera Utara yang relatif tinggi,” kata Dahlan.
Asal tahu saja, saat ini daya mampu pembangkit di sistem kelistrikan Sumatra Bagian Utara (Sumbagut), mencapai 1.330 MW dan beban puncak yang terlayani mencapai 1.332 MW. Cadangan daya yang sangat terbatas ini tak mampu menghindari terjadinya pemadaman jika salah satu pembangkit utama menjalani pemeliharaan, sehingga dibutuhkan upaya untuk lebih memperbesar cadangan daya dengan menambah pembangkit listrik baru.
Tidak hanya menambah pasokan daya, PLTA Asahan 3 memberikan kontribusi yang signifikan bagi PLN untuk melakukan efisiensi dengan menekan biaya pokok produksi listrik di wilayah ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News