kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Garudafood Dorong Ekonomi Sirkular & Solusi Sampah lewat Program Biokonversi Maggot


Jumat, 21 Februari 2025 / 22:57 WIB
Garudafood Dorong Ekonomi Sirkular & Solusi Sampah lewat Program Biokonversi Maggot
ILUSTRASI. Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari 2025, Garudafood meluncurkan program pengolahan sampah organik dengan biokonversi maggot yang mengadopsi pendekatan pengolahan sampah berbasis masyarakat. Program ini diikuti oleh 30 peserta dari 6 kelurahan di Kota Depok.


Reporter: Sri Sayekti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) kembali menegaskan komitmennya terhadap pengolahan sampah berkelanjutan. Kali ini, Garudafood memberikan dukungan kepada masyarakat Depok melalui program pengolahan sampah dengan biokonversi maggot. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi timbunan sampah rumah tangga organik, tetapi juga mendorong ekonomi sirkular bagi masyarakat setempat.

Seperti diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2024 mengungkapkan bahwa sampah rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar secara nasional, mencapai 54,58% dari total produksi sampah. Komposisi sampah didominasi oleh sampah organik atau sisa makanan, yaitu sebesar 39,94%.
 
Untuk mewujudkan pengolahan sampah berkelanjutan yang terintegrasi, Head of Corporate Communication & External Relations Garudafood, Dian Astriana mengatakan bahwa kontribusi dan kerja sama dari berbagai pihak seperti pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan. Garudafood melalui program pengolahan sampah dengan biokonversi maggot, telah berupaya memberikan edukasi mengenai pengolahan sampah rumah tangga kepada masyarakat dan akses ke pihak off-taker, sehingga dapat menjadi sumber alternatif pendapatan masyarakat.  

Baca Juga: SUN Energy Jalin Kemitraan Garudafood Pasang PLTS Atap
 
“Kami melihat potensi besar dalam biokonversi maggot sebagai solusi pengelolaan sampah organik sekaligus upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui edukasi dan dukungan teknis, kami berharap masyarakat dapat mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan,” ujar Dian Astriana, Head of Corporate Communication & External Relations Garudafood.  
 
“Tahun lalu, melalui program ini kami berhasil mengajak masyarakat Jatijajar Depok untuk mengolah sampah organik rumah tangga sekitar 35-ton dan menghasilkan 3-ton maggot,” imbuh Dian Astriana.
 
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa permasalahan sampah organik dapat diatasi dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular, salah satunya melalui pengolahan sampah menggunakan larva Black Soldier Fly (BSF).  
 
“Larva ini mampu mengurai sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat bagi pertanian, serta memiliki nilai ekonomis tinggi karena dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan berkat kandungan proteinnya yang melimpah,” tambahnya kemudian.
 
Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari 2025, Garudafood meluncurkan program pengolahan sampah organik dengan biokonversi maggot yang mengadopsi pendekatan pengolahan sampah berbasis masyarakat. Program ini diikuti oleh  30 peserta dari 6 kelurahan di Kota Depok dan diresmikan secara langsung oleh Lurah Jatijajar, Mujahidin.
 
“Kami menyambut baik program budi daya maggot inisiasi dari Garudafood. Budi daya maggot BSF ini sangat potensial, modalnya hanya kemauan untuk belajar. Saya harap warga-warga yang lain juga tertarik dan bersemangat untuk mengikuti program ini,” tutur Mujahidin.

Baca Juga: Mendorong Pengembangan UMKM di Indonesia, Begini Langkah Garudafood

“Terlebih, budi daya maggot ini juga sejalan dengan Program Kampung Iklim (Proklim) yang merupakan program pemerintah pusat dalam rangka mengantisipasi dan mengadaptasi perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca,” lanjut Mujahidin.
Hingga saat ini, Garudafood telah memberikan dukungan dalam bentuk media budi daya maggot, bibit maggot, dan pendampingan intensif. Program biokonversi maggot yang digagas oleh Garudafood menjadi solusi inovatif dalam pengolahan sampah organik rumah tangga.

Lebih dari itu, potensi diversifikasi produk turunan maggot juga sangat beragam dan menjanjikan nilai ekonomi yang tinggi, antara lain dapat diolah menjadi pakan ternak, pupuk kasgot untuk perkebunan, lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot), dan maggot kering untuk pakan ikan hias.

Penggunaan maggot sebagai alternatif pakan terbukti mampu menghemat biaya pakan hingga 50%. Selain itu, maggot juga diketahui dapat meningkatkan kecerahan warna ikan hias dan mempercepat pertumbuhan ikan lele. Tidak hanya bermanfaat bagi sektor perikanan, maggot yang diolah menjadi pupuk juga mampu memperbaiki kualitas daun tanaman.  

Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya, maggot memberikan nilai tambah yang signifikan bagi masyarakat yang terlibat dalam program pengembangannya. Selain itu, program ini juga mendorong praktik ramah lingkungan dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga sebagai bahan baku produksi maggot, sehingga mampu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca Juga: Laba Bersih Melesat 40,96%, Garuda Food (GOOD) Siap Rilis Produk Baru di Kuartal IV

Selanjutnya: Angka PHK di Inggris Meningkat

Menarik Dibaca: Ingin Berburu Tiket Murah di Acara Travel Fair? Berikut Tipsnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×