Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bukan hanya Total E&P Indonesie yang tengah galau lantaran Blok Mahakam akhirnya diserahkan kepada PT Pertamina, pasca kontrak berakhir tahun 2017. Inpex Corporation, juga tengah gundah gulana menanti kepastian perpanjangan kontrak proyeknya di Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku.
Kepala Sub Bidang Hubungan Masyarakat dan Protokoler Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Zuldadi Rafli, menyatakan, kepastian perpanjangan kontrak tersebut penting bagi Inpex. Sebab, perusahaan asal Jepang itu membutuhkan kepastian perpanjangan kontrak di Blok Masela sebelum menjalin kontrak jual beli gas jangka panjang dengan calon pembeli.
Zuldadi menambahkan, Inpex bisa mendapatkan calon pembeli untuk jangka panjang 12 tahun. Persoalannya, "Wilayah kerja Inpex tinggal 10 tahun," ujar Zuldadi kepada KONTAN, Minggu (23/11).
Sebagai gambaran, kontrak Inpex di Blok Masela berakhir tahun 2028. Perusahaan ini tengah berharap bisa mendapatkan perpanjangan kontrak hingga tahun 2048.
Bisa jadi lantaran masih menunggu perpanjangan itulah, hingga kini belum ada perkembangan berarti dalam proyek pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela.
Ladang gas ini terbilang jumbo. Nilai investasinya saja mencapai US$ 14 miliar. Oleh sebab itu, Zuldadi berharap agar pemerintah segera mengambil keputusan sebagai tanggapan atas permohonan perpanjangan kontrak Inpex tersebut.
Meski begitu, dalam pandangannya, Inpex sebenarnya bisa mendapatkan pembeli gas dan terus mengembangkan Lapangan Abadi, tanpa harus menunggu perpanjangan kontrak. Namun memang, Inpex kini pantas was-was. Sebab kontrak Total EP di Blok Mahakam tidak diperpanjang. "Kebetulan Inpex juga pemegang 50% saham di Blok Mahakam," tegas dia.
Walau tak ada perkembangan berarti dalam proyek Lapangan Abadi, kata Zuldadi, kecil kemungkinan pemerintah melakukan tender ulang atau menyerahkan Blok Masela itu ke investor lain. Apalagi untuk mengembangkan Lapangan Abadi membutuhkan biaya yang sangat besar.
Namun, manajemen Inpex membantah tak adanya kemajuan. Corporate Communication Manager Inpex Alfred Menayang mengatakan, pembangunan proyek Lapangan Abadi terus bergerak dan ada kemajuan berarti. Perkembangan tersebut antara lain penyelesaian front end engineering design (FEED) dan subsea umbilical, riser, flowline (SURF) awal tahun 2014.
Inpex juga menyelesaikan pengeboran dua sumur deliniasi dan satu sumur eksplorasi yang rampung pada awal Juli 2014. "Penyelesaian FEED fasilitas LNG akan dilakukan akhir tahun ini. Serta kajian pengembangan lebih lanjut dan proses sertifikasi cadangan gas terkait hasil pengeboran terbaru. Jadi kegiatan pengembangan Blok Masela terus berjalan," tegas dia.
Mesti diperpanjang
Pengamat Migas John Karamoy mengatakan, Inpex mendapatkan kontrak 30 tahun untuk Blok Masela. Dari jangka waktu itu, 10 tahun dihabiskan untuk eksplorasi. Setelah mendapatkan cadangan gas yang besar, Inpex merancang proses produksi gas dengan fasilitas LNG.
Nah untuk pengembangan LNG ini butuh waktu enam sampai tujuh tahun. Karena itulah waktu yang tersisa bagi Inpex hanya sekitar 12 tahun.
Itu sebabnya, dia menilai, Inpex memang membutuhkan perpanjangan kontrak hingga 20 tahun lagi agar investasinya bisa kembali dan mendapatkan keuntungan. John menyarankan pemerintah memperpanjang kontrak bagi Inpex di Blok Masela. "Pembeli gas banyak seperti Jepang, Taiwan dan China," tegas dia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News