Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, stok beras Perum Bulog masih melimpah dan memenuhi gudang-gudang Bulog. Hingga pertengahan November tahun ini, Bulog masih memiliki stok lebih dari 2 juta ton.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, setiap akhir tahun, stok beras yang dimiliki Bulog berkisar 1 juta ton, dimana diperkirakan akan terjadi panen kembali pada Maret-April di tahun berikutnya.
Baca Juga: Volume Penjualan Naik, Pendapatan dan Laba Bersih Grup Wilmar Turun
Dengan kondisi saat ini, Tri memperkirakan, Bulog akan mengalami hambatan dalam menyerap gabah maupun beras petani di musim panen berikutnya.
Gudang Bulog disebutnya memang masih memiliki ruang. Hanya, ruang tersebut digunakan untuk menyimpan komoditas lain dan untuk bisnis komersial Bulog.
"Saat ini stok Bulog lebih dari 2 juta ton. Dengan stok yang masih besar, hampir semua gudang Bulog terisi, sehingga pada saat memasuki musim panen nanti akan sedikit mengganggu serapan," ujar Tri kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Tri menjelaskan, stok beras Bulog yang melimpah tersebut dikarenakan beberapa hal. Pertama, Bulog melaksanakan tugas yakni menyerap gabah dan beras petani, serta mengamankan harga di tingkat produsen.
Baca Juga: Kadin yakin optimalisasi sektor pertanian akan menyumbang 1,5% PDB
Bulog pun masih kesulitan menyalurkan stok beras yang dimiliki. Misalnya untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), Bulog hanya mampu menggelontorkan beras sebanyak 2.000-3.000 ton per hari karena pasokan beras di masyarakat yang masih mencukupi.