Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Terkait hal ini, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro melihat bahwa kondisi tersebut masih dalam batas wajar. Menurutnya, perbedaan kebijakan antara pelaku usaha yang satu dengan yang lainnya dimungkinkan terjadi dengan pertimbangan strategi pasar.
Baca Juga: Harga BBM Pertamina telah turun dua kali di awal 2020, kenapa pertalite tidak?
Apalagi, bisnis BBM juga terkait dengan harga minyak mentah dunia. Nah, dalam sebulan terakhir, harga minyak mentah dunia juga berfluktuasi. Pernah melonjak saat terjadi eskalasi konflik antara Amerika Serikat dan Iran, namun terjadi pelemahan pada pekan-pekan terakhir yang terpengaruh oleh penyebaran virus Corona.
Sehingga, Komaidi menilai kebijakan penyesuaian harga yang berbeda bisa juga terjadi lantaran jadwal pengadaan minyak mentah yang berbeda di setiap perusahaan.
"Jadwal pengadaan minyak mentah tidak sama sehingga harga pengadaan bisa dimungkinkan berbeda. Poinnya sepanjang secara bisnis tidak merugikan berbagai strategi pemasaran untuk menggaet konsumen dapat dilakukan," terang Komaidi kepada Kontan.co.id, Minggu (2/2).
Yang jelas, kata Komaidi, penurunan harga BBM akan berdampak positif secara makro ekonomi. Menurutnya, penurunan harga BBM berpotensi menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi nasional. "Hanya saja masyarakat sudah biasa (terhadap perubahan harga BBM non-subsidi) dan akhirnya tidak terlalu berdampak terhadap makro ekonomi," sebut Komaidi.
Baca Juga: Harga BBM Pertamina turun, ini harga Pertamax dan Pertamax Turbo terbaru