kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.730   58,00   0,35%
  • IDX 6.756   6,59   0,10%
  • KOMPAS100 974   0,87   0,09%
  • LQ45 756   -0,86   -0,11%
  • ISSI 215   0,74   0,35%
  • IDX30 393   -0,19   -0,05%
  • IDXHIDIV20 468   -1,91   -0,41%
  • IDX80 111   0,09   0,08%
  • IDXV30 114   -0,42   -0,36%
  • IDXQ30 128   -0,24   -0,19%

HIP Biodiesel rugikan produsen


Senin, 08 Desember 2014 / 19:28 WIB
HIP Biodiesel rugikan produsen
ILUSTRASI. Berikut sederet aktivitas sehari-hari yang memicu asam lambung naik.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penetapan harga indeks pasar (HIP) biodiesel yang berpatokan pada harga minyak solar dinilai telah menyebabkan produsen merugi. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), mencatat sepanjang tahun ini, produsen bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel merugi cukup besar.

Ketua Aprobi, Paulus Tjakrawan mengatakan, tiap produsen biodiesel merugi antara US$ 50-US$ 70 per ton. “Kita tetap suplai, tapi ruginya besar. Kalau seperti ini terus, akan terhambat dan kemungkinan akan stop," katanya kepada KONTAN, Senin (8/12).

Saat ini, Aprobi tengah mengusulkan pada pemerintah untuk memperbaiki harga BBN jenis biodiesel. Paulus menilai, untuk harga biodiesel jangan merujuk pada harga minyak, karena merupakan dua komoditas yang berbeda. 

"Kalau disamakan dengan itu, kita sedang mengusahakan, meminta agar rumusan harga sesuai harga produksi," kata dia.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 2185/12/MEM/2014 menetapkan harga indeks pasar untuk bahan bakar nabati (BBN) jenis biosolar sebesar 103,48 Mean of Platts Singapore (MOPS) solar. Harga indeks pasar biodiesel berlaku sejak 1 April 2014. Harga indeks pasar biodiesel sama seperti harga minyak Indonesia Indonesian Crude Price (ICP) akan berubah setiap bulan.

Paulus menambahkan, penetapan harga BBN harus berdasarkan harga produksi. Jika bioetanol berdasarkan harga molase plus biaya produksi, maka biodiesel harus berdasarkan harga minyak sawit mentah crude palm oil (CPO) ditambah dengan biaya produksi.

"Harga itu harus sesuai harga produksi biodiesel, jangan disamakan dengan harga solar. Jangan melihat dari situ. Harga itu harus sama dengan harga produksi," kata dia.

Kementerian ESDM memproyeksikan penyerapan BBN jenis biodiesel yang dicampurkan ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi hingga akhir 2014 mencapai 1,3 juta Kilo Liter (KL).

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, dengan jumlah proyeksi pencampuran biodiesel dalam solar bersubsidi, devisa negara yang bisa dihemat bisa mencapai US$ 1,3 miliar.

"Kami memproyeksikan penghematan devisa sebesar US$ 1,3 miliar dari penyerapan biodiesel PSO 1,3 juta kl. BBN akan terus menjadi salah satu program prioritas di Kementerian ESDM," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×