kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

HIPMI: Pemanfatan LNG skala kecil perlu kesiapan infrastruktur di dalam negeri


Selasa, 19 Mei 2020 / 18:01 WIB
HIPMI: Pemanfatan LNG skala kecil perlu kesiapan infrastruktur di dalam negeri
ILUSTRASI. Tanker liquefied natural gas (LNG). REUTERS/Issei Kato/File Photo


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menilai pemanfaatan Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair untuk dalam negeri masih sedikit, kendati memiliki potensi yang besar.

Ketua Kompartemen Industri Gas Bumi dan Perminyakan Bidang Perdagangan, Perindustrian, ESDM Badan Pengurus Pusat HIPMI Ainun Rochani mengatakan, pihaknya akan terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi setiap tahunnya.

Baca Juga: Pasokan gas domestik terancam defisit di tahun 2023, ini penjelasannya

Menurut Ainun, seiring dengan peningkatan kebutuhan gas di dalam negeri, Indonesia memerlukan infrastruktur yang memadai. Hal ini dibutuhkan untuk mendistribusikan LNG ke seluruh wilayah. Ainun bilang, salah satu yang menjadi prioritas pembangunan infrastruktur ini adalah kawasan Indonesia Timur, yang nantinya akan dikembangkan pipa gas virtual untuk mendistribusikan gas dari dan ke wilayah terpencil.

"Kami perlu membangun lebih banyak infrastruktur untuk mendukung kebutuhan yang meningkat ini. Pada masa lalu, Indonesia memang lebih banyak mengekspor LNG ke luar negeri. Namun sejak 2011, penggunaan LNG untuk pasar dalam negeri Indonesia melampaui volume yang diekspor," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (19/5).

Ainun mengungkapkan, pengusaha bisa mencermati peluang pemanfaatan LNG skala kecil. Sehingga, tidak selalu pemanfaatan LNG hanya untuk skala besar seperti pembangkit listrik. "LNG ini identik dengan pasokan besar menggunakan pasar besar, konsumennya juga besar. Padahal LNG bisa dipakai untuk skala kecil," ujar Ainun.

Menurutnya, peluang besar LNG dapat disalurkan sebagai pengganti LPG, yang mana sejauh ini Indonesia masih sebagai negara importir. Sedangkan untuk LNG, kata Ainun, Indonesia justru lebih banyak mengekspor ketimbang pemanfaatan di dalam negeri.

Baca Juga: Ini strategi Dirut baru PGN jual harga gas murah tapi laba meningkat

"Misalnya di satu kota seperti Bandung yang tidak memiliki sumber dari sumur gas untuk sektor rumah tangga. Investasi virtual pipeline LNG terintegrasikan dengan membangun jaringan gas di sektor tersebut dengan LNG," ungkapnya.

CEO PT Aico Energi itu juga mengatakan bahwa ada alternatif sumber LNG. Artinya, supply LNG bukan hanya dari Bontang, Kalimantan Timur yang menjadi pemasok terbesar LNG selama ini. Namun, untuk pengembangan LNG skala kecil bisa berasal dari lapangan gas marjinal. "Pasokan LNG tidak melulu dari Bontang. Ada teknologi liquefied natural gas skala kecil, mikro gas di lapangan marjinal," kata Ainun.

Ia menyebut, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, kebutuhan gas di dalam negeri akan terus naik dan diprediksikan pada 2035 supply gas dari dalam negeri akan sepenuhnya memenuhi kebutuhan tersebut. Saat ini, kebutuhan gas dalam negeri masih didominasi sektor kelistrikan.

"Kami juga menjadikan hal itu sebagai prioritas karena menyangkut hajat hidup masyarakat. Di masa depan, akan lebih banyak industri yang menggunakan LNG seperti industri petrokimia. Apalagi menurut data Kementerian Perindustrian, gas alam merupakan salah satu sumber energi dan bahan baku bagi industri manufaktur," tandas Ainun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×