Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Menurutnya, peluang besar LNG dapat disalurkan sebagai pengganti LPG, yang mana sejauh ini Indonesia masih sebagai negara importir. Sedangkan untuk LNG, kata Ainun, Indonesia justru lebih banyak mengekspor ketimbang pemanfaatan di dalam negeri.
Baca Juga: Ini strategi Dirut baru PGN jual harga gas murah tapi laba meningkat
"Misalnya di satu kota seperti Bandung yang tidak memiliki sumber dari sumur gas untuk sektor rumah tangga. Investasi virtual pipeline LNG terintegrasikan dengan membangun jaringan gas di sektor tersebut dengan LNG," ungkapnya.
CEO PT Aico Energi itu juga mengatakan bahwa ada alternatif sumber LNG. Artinya, supply LNG bukan hanya dari Bontang, Kalimantan Timur yang menjadi pemasok terbesar LNG selama ini. Namun, untuk pengembangan LNG skala kecil bisa berasal dari lapangan gas marjinal. "Pasokan LNG tidak melulu dari Bontang. Ada teknologi liquefied natural gas skala kecil, mikro gas di lapangan marjinal," kata Ainun.
Ia menyebut, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, kebutuhan gas di dalam negeri akan terus naik dan diprediksikan pada 2035 supply gas dari dalam negeri akan sepenuhnya memenuhi kebutuhan tersebut. Saat ini, kebutuhan gas dalam negeri masih didominasi sektor kelistrikan.
"Kami juga menjadikan hal itu sebagai prioritas karena menyangkut hajat hidup masyarakat. Di masa depan, akan lebih banyak industri yang menggunakan LNG seperti industri petrokimia. Apalagi menurut data Kementerian Perindustrian, gas alam merupakan salah satu sumber energi dan bahan baku bagi industri manufaktur," tandas Ainun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News